JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengingatkan, agar hati-hati menyatakan ada masjid terpapar radikalisme.
Apalagi hasil penelitian hanya di Jakarta dan di masjid Kementerian, Pemerintah dan BUMN.
"Hati-hati jangan-jangan khotibnya mengerti amar makruf nahi munkar. Kalo 41 dari seratus dianggap Indonesia, saya prihatin," kata JK di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne Selasa 27 November 2018.
Wakil Presiden Republik Indonesia ini menjelaskan tidak bisa bila penelitian hanya melihat empat khutbah jumat secara berturut turut.
"Masjid minimal ada 34 ceramah per bulan, misal bada Zuhur ada kultum. Bukan hanya khotbah Jumat," jelasnya.
"Saya yakin enggak ada selebaran radikal di masjid pemerintah," tegasya. [viva/syahid/voa-islam.com]