JAKARTA (voa-islam.com)- Ketika SBY mendapat salah satu pengghargaan internasional, mantan Stafsus MenESDM, Muhammad Said Didu bercerita bahwasanya pernah ada salah seorang yang dekat dengannya mengajukan nama untuk dijadikan pejabat untuk di BUMN. Namun, setelah SBY berbincang-bincang dengannya, dan ia merespon tidak setuju, Ketum Demokrat tersebut pun akhirnya kata Said malah menanggapi dengan laku yang tak marah.
Saat Pak @SBYudhoyono mendapatkan penghargaan internasional (tidak perlu saya sebutkan), ada orang dekat kekuasaan yang sarankan ke saya sebagai Sesmen BUMN saat itu setuju tentang usul tersebut, saya langsung tolak dengan alasan BUMN tidak boleh jadi alat kekuasaan, dan presiden SBY saat itu tidak marah,” demikian cuitannya.
Said pun memiliki cerita ketika ia terlibat diskusi dengan Capres-Cawapres, Prabowo-Sandi terkait di atas. Ia katakan jika 02 menang, maka penempatan BUMN akan dilakukan sebagaimana mestinya.
“Dari beberapa diskusi saya dengan Pak @sandiuno terkait pengelolaan BUMN jika Pak @prabowo dan Pak @sandiuno menang, beliau menyatakan bahwa akan memosisikan BUMN adalah sebagai MILIK NEGARA, bukan jadikan sebagai ALAT KEKUASAAN.
Saya setuju prinsip ini karena inilah hakikinya BUMN.”
(Robi/voa-islam.com)