PURWOKERTO (voa-islam.com) - Al-Quran dalam terjemahan bahasa Banyumasan atau Panginyongan alias ngapak hingga kini belum dicetak dalam skala massal atau komersial meski sudah diluncurkan sejak empat tahun lalu.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Luthfi Hamidi -yang juga anggota tim penerjemah Al-Quran ke bahasa Banyumasan, mengatakan bahwa Al-Quran terjemahan bahasa panginyongan itu baru dicetak terbatas, antara 500-1.000 eksemplar.
Sebab itu, distribusi Al-Quran terjemahan ini masih dalam skala terbatas. “Kalau Kementerian Agama sih sudah cetak, ya mungkin belum dipasarkan secara luas. Kan begitu. Kan baru dicetak terbatas, baru sekitar 500-1.000 eksemplar,” katanya saat dihubungi Gatra.com, hari Ahad lalu.
Dia menjelaskan, sementara ini Al-Quran terjemahan tersebut baru didistribusikan ke sejumlah universitas, pondok pesantren dan sebagai dokumen kementerian agama. Makanya terjemahan ini belum bisa diperoleh di toko buku lantaran jumlah cetakannya yang memang masih terbatas.
Dia mengakui, problem utama pencetakan massal Al-Quran terjemahan dalam bahasa Banyumasan ini adalah pendanaan. Karenanya, tim penerjemah saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk menyiapkan anggaran pencetakan secara massal, atau menggandeng pihak ketiga yang berkeinginan mencetaknya secara komersial.
“Ya belum-belum (dicetak massal). Mungkin nanti. (Ada) Problem program pendanaan, apakah kelar, atau kita ada funding, mungkin akan dicetak lebih masif,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, Al-Quran terjemahan dalam bahasa Panginyongan ini bukan satu-satunya Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah. Akan tetapi, menilik jumlah penuturnya yang mencapai puluhan juta orang, menjadikan Al-Quran terjemahan dalam bahasa Panginyongan menjadi terasa amat penting.
“Ya karena penutur bahasa Banyumasan kan sangat luas. Mencapai puluhan juta orang,” terangnya.
Menurut dia, terjemahan ke bahasa daerah akan mendekatkan Al-Quran kepada masyarakat lokal. Selain itu, Al-Quran terjemahan dalam bahasa Banyumasan adalah kekayaan masyarakat yang mestinya juga bisa dinikmati masyarakat luas. Karenanya, ia mendorong agar Al-Quran terjemahan bahasa Panginyongan ini bisa dicetak secara massal.[fq/voa-islam.com]