MOROTAI (voa-islam.com)--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pulau Morotai melaksanakan mandi tayamun dan syahadat massal terhadap 500 siswa tingkat SD/MI dan SMP/MTS se-Kota Daruba yang diduga mengikuti ritual salah satu agama yang dilakukan Yayasan Barokah Surya Nusantara dengan modus kegiatan karnaval merah putih di pantai Army Dock, Kamis (21/2/2019) lalu.
Para siswa ini dikumpulkan di Taman Kota Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku utara, Rabu (27/2) sekitar pukul 14.15 WIT mengikuti mandi tayamum dan disyahadatkan kembali. Dari 500 siswa, baru 350 yang mengucapkan syahadat kembali.
Pengucapan syahadat ini dipimpin langsung Ketua MUI Pulau Morotai, Hi Arsad Hayya diawali dengan azan. “Kita tidak melihat Allah, tapi Allah melihat kita. Dengan peristiwa yang disinyalir Kristenisasi terselubung dengan melibatkan anak-anak membuat para orang tua ragu sehingga dilakukan pembersihan diri (Tayamum) agar anak-anak merasa tenang dan tidak ragu lagi terhadap diri sendiri,” katanya dikutip dari koridorzine.com.
Kehadiran para siswa ini menurut Arsyad, untuk kembali mensucikan diri dengan niat karena Allah. “Kita pasrahkan jiwa kita dengan niat bahwa kita sedang menghadap Baitullah (kiblat),” ujarnya. Anak-anak kemudian diminta mengucapkan syahadat yang dipandu Arsyad. “Anak-anak harus yakin, saya siram air tayamum ini untuk membersihkan diri dari najis,” katanya.
Usai memandu syahadat, Ketua MUI menyampaikan nasehat. “Kita sudah menjalani pembersihan, untuk itu diharapkan kepada orang tua agar hilangkan segala prasangka dan ragu-ragu, semoga apa yang kita lakukan diridhai Allah SWT,” ujarnya. Seraya memanjatkan doa meminta ampunan kepada Allah SWT.
Sore harinya sekitar pukul 17:10 WIT, ketua MUI kembali mensyahadatkan 150 orang. Sesi kedua ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMP Negeri 1 Morotai seperti yang dilakukan kepada 350 orang di Taman Kota Daruba. Dengan demikian, 500 siswa yang digiring mengikuti ritual agama tertentu semuanya sudah disyahadatkan.* [SI/Syaf/voa-islam.com]