View Full Version
Sabtu, 02 Mar 2019

Soal Penghapusan Kata Kafir, Habib Taufiq Assegaf Singgung Fenomena Ulama Su'

PASURUAN (voa-islam.com]—Habib Taufiq Assegaf, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Pasuruan menanggapi soal penghapusan penyebutan kata kafir untuk WNI non-muslim yang diusulkan NU.

Dengan tegas, Habib Taufiq berpesan kepada umat Islam agar tidak mengikuti keputusan tersebut. “Awas hati-hati. Dari organisasi manapun jangan dituruti, bisa kafir nanti ente. Gak usah diikuti. Ikuti ulama salaf, ikut para anbiya, para mursalin,” ujar Habib Taufiq saat memberikan ceramah yang diupload kanal Youtube Nabawiy Online, Jumat (1/3/2019).

Ia pun menyinggung fenomena ulama su' yang semakin nyata di akhir zaman ini. Bahkan dikatakannya, ulama su' lebih berbahaya dari fitnah Dajjal.

“Hati-hati, karena itu pilih dan pilah siapa yang harus diikuti, saudara. Awas, di akhir zaman jelmaan banyak. Macam-macam. Malah Nabi me-warning dan harus tahu umat Islam. Ada yang aku khawatirkan kepada kamu semuanya tentang Dajjal. Padahal fitnah yang paling besar adalah Dajjal. Padahal ada yang lebih daripada Dajjal. Lebih, karena gak kentara. Siapa? Ulama su', ulama jahat,” ungkap Habib Taufiq.

Menurut Habib Taufiq, ulama su' adalah ulama yang menuruti hawa nafsu. Ia pun menyitir Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.

“Sekarang sudah banyak muncul model-model (ulama su') kaya begitu. Hati-hati,” tegas dia.

Habib Taufiq mengungkapkan kata kafir tidak boleh dihapus. Karena itu adalah pembeda antara muslim dengan yang bukan muslim. Lalu apa perbedaan muslim dan kafir?

Apa bedanya Islam dengan kafir? Masak kita gak kenal. Rukun Islam ada berapa? Lima. Yang pertama menyatakan asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Yang tidak menyatakan Laa ilaha ilallah, menyembah selain Allah berarti hukumnya bukan Islam, bukan Islam bahasanya adalah kafir,” beber Habib Taufiq.

Begitu juga rukun Islam yang kedua hingga kelima, jika seseorang tak meyakininya maka berstatus kafir. “Sudah jelas kok. Mau dia jadi agama apapun, kalau dia tidak mengakui Islam semuanya, tidak mengimani itu semuanya maka hukumnya kafir. Kafir itu ada disebut dzimmi, harbi. Itu bagian-bagian kafir. Jadi siapa itu kafir? Yang tidak mengakui rukun Islam. Jelas itu,” kata Habib Taufiq.

Simak penjelasan lengkapnya pada video di bawah ini:

 

*[Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version