JAKARTA (voa-islam.com) - Alih-alih mengapresiasi kampanye akbar Prabowo - Sandi pada Ahad kemarin (7/4/2019) di GBK yang bisa berlangsung tertib, rapih bahkan usai acara pun suasana GBK kembali bersih seperti semula, beberapa pihak justru mengangkat shaf shalat subuh jamaah yang mereka bilang tidak Islami bercampur baur antara laki-laki dan perempuan.
Terkait polemik masalah tersebut, Habib Muhammad Hanif Al-Athas, Lc angkat bicara. Menurut menantu Imam Besar Habib Rizieq Syihab ini, persoalan ini awalnya tidak mau ditanggapi oleh beliau, namun isu ini semakin liar jika tidak diluruskan, sehingga membuat banyak orang bingung.
Berikut tanggapan Habib Hanif:
Menjawab "Kisruh" Seputar Shaf Shalat Jamaah di GBK
Baru kali ini Republik Indonesia mencatat Rakyat hadir kampanye sampai rela menginap dari malam tanpa dibayar bahkan mengeluarkan ongkos sendiri-sendiri. Puncaknya sekitar jam 7 pagi, diperkirakan jumlah massa pendukung 02 yang hadir sudah lebih dari 1 juta orang sebab bukan hanya memutihkan GBK, tapi Senayan dan sekitarnya. Dan yang lebih hebatnya lagi, sejak dimulai sampai ditutup, acara ini dipenuhi dengan nilai-nilai positif dan religius yang betul-betul membuat semua yang hadir dan menyaksikan merasakan sejuk dan tenang, mulai dari Tahajjud, Subuh berjamaah, Istighotsah dan lantunan pembacaan maulid Nabi saw.
Tentunya fenomena luar biasa ini membuat sebagian pihak gerah dan mendorong mereka untuk mencari-cari celah. Salah satunya masalah bercampurnya Shaf Shalat di sebagian titik yang ramai diperbincangkan.
Perlu dicatat, bahwa; panitia pada dasarnya sudah mengatur Shaf laki-laki dan perempuan sesuai dengan posisi yang diajarkan Syariat. Tentunya laki-laki di depan dan perempuan di belakang serta tidak bercampur. Namun diluar itu, jumlah jamaah yang membeludak membuat percampuran di beberapa titik tidak terhindarkan. Artinya, Shaf yang bercampur betul-betul diluar kendali panitia lantaran jumlah jamaah yang sudah tak terbendung.
Meski demikian, Insiden bercampurnya shaf ini tidak menjadikan solat mereka BATAL / TIDAK SAH. Shalatnya tetap SAH, hanya saja dalam Mazhab Syafi'i hal itu dihukumi Makruh ( Tidak dosa, namun kalau Shafnya sesuai posisi yang diajarkan akan mendapatkan pahala). Hal ini bisa dilihat dalam berbagai Refrensi otoritatif Mazhab Syafi'i, seperti Hasyiah Qolyubi 1/239, Hasyiah at-Turmusi 3/62 dan Hasyiah I'aanah at-Tholibiin 2/25.
Jauh lebih penting dari hal tersebut, ada pelajaran besar yang bisa dipetik dari Kampanye Akbar 02 di GBK Ahad kemarin. Kampanye yang dulunya kerap identik dengan konser musik, Penyanyi yang pamer Aurat, jogat joget dan hura hura dsb, kini telah berubah haluan menjadi tahajjud, shalat jamaah, Dzikir, Istighotsah dan pembacaan Maulid dan Sholawat Nabi saw utk mengetuk pintu rahmat demi keselamatan Bangsa. Jika ada kekurangan seperti masalah Shaf dll, itu karena tak lebih dari masalah teknis dilapangan yang cukup sulit sebab jamaah yg membeludak. Anehnya, kenapa karena perkara yang MAKRUH meraka begitu ribut ??? sedangkan saat ada yang GOYANG NGEBOR SAMPAI JUNGKIR BALIK di kampanye lainnya mereka Happy-happy aja ????
Cinta dan Benci memang bisa membuat orang jadi buta. Kasihan meraka yg selalu mencari-cari kesalahan, hanya melihat setitik keburukan diantara segudang kebaikan. Ibarat lalat, hanya akan hinggap dikotoran, meskipun ada bentangan taman bunga di sekitarnya.[fq/voa-islam.com]