DENPASAR (voa-islam.com)--Negara Indonesia patut berhutang budi kepada Palestina. Sebab Palestina merupakan salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure. Tanpa adanya pengakuan secara de jure dari negara-negara tetangga maka proklamasi yang dikumandangkan oleh Soekarno kala itu belum resmi di mata dunia.
Kala itu, Syekh Muhammad Amien Huseini seorang Mufti Besar Palestina mengajak dan meyakinkan negara Timur Tengah lainnya seperti Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi dan Afganistan untuk mengakui kemerdekaan di Indonesia.
Bahkan seorang saudagar kaya dari Palestina bernama Muhammad Taher mengambil seluruh tabungan dan kekayaannya untuk diserahkan ke Indonesia. Pengorbanan ini tidak banyak diungkap oleh sejarah dunia karena bangsa Barat turut andil untuk mengubah sejarah pengorbanan bangsa Palestina untuk Indonesia.
Seperti yang diungkapkan Ustadz Muhammad Husein Gaza pada agenda Safari Dakwah di Masjid Sadar Jalan Tegal Wangi Gang Kenanga, Denpasar, Bali, Kamis (18/04/2019) usai ibadah shalat isya.
Ustadz Muhammad Husein Gaza merupakan ulama kelahiran Bogor yang tinggal dan bermukim di jalur Gaza sejak Januari 2011. Bahkan kini ia sudah menikah dengan seorang gadis muslimah Gaza bernama Ginan Ar Raqb. Dalam lawatan dakwahnya di Bali ia menceritakan kondisi yang begitu memprihatinkan Bangsa Palestina akibat agresi militer tentara zionis Israel yang tanpa perikemanusiaan.
Hampir setiap hari ada saja bom bahkan rocket yang dikirm tentara zionis ke pemukiman warga Palestina. Banyak fakta yang mencengangkan yang ia ceritakan ke ratusan jamaah Masjid Sadar yang hadir. Fakta ini tidak pernah diungkap ke media-media di dunia bahkan Indonesia sekalipun.
“Akibat blokase tentara Zionis Israel di Gaza kini 98% krisis air bersih. 25% air yang tidak bersih menyebabkan penyakit serius. 12% warga Palestina meninggal akibat krisis air bersih. Bulan Januari 2019 rumah sakit Baitut Hanun ditutup total akibat tidak ada pasokan energi listrik. Listrik di Gaza hanya mengalir dua jam setiap harinya. Penerangan saat malam hari untuk anak-anak Palestina hanya menggunakan lilin. Lebih parahnya akibat hanya menggunakan cahaya lilin sering terjadi musibah kebakaran,” ungkapnya dihadapan jamaah yang hadir.
Palestina merupakan Negeri Para Nabi. Di Komplesk Masjid Al Aqsa, Nabi Muhammad SAW pernah mengalami peristiwa Isra Miraj dan mendapatkan perintah langsung dari Allah swt untuk menjalankan Shalat 5 waktu. Bangsa Indonesia bisa membantu warga Palestina dengan 3 hal.
“Bantu dengan doa untuk keselamatan warga Palestina, menyebarkan informasi mengenai kondisi terkini warga Palestina melalui sosial media, dan terakhir lewat donasi yang dikumpulkan dari lembaga kemanusiaan” kata dia.
Safari dakwah Ustadz Muhamamd Husein Gaza merupakan kerjasama komunitas-komunnitas muslim yang ada di Bali seperti Biker Sholeh, Generasi Muda Masjid Sadar (Gemmar), Sahabat Shubuh Bali, Liqo Laki, YKU Bali, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Bali, IMMUKI STIKI, IM3 Universitas Mahasaraswati, INH, dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bali.
Malam itu, para jamaah yang hadir ada yang berani untuk berkomitmen berdonasi untuk Palestina melalui pembelian syal bermotif bendera Palestina dan donasi berupa uang tunai yang terkumpul sejumlah Rp 30.082.000 disalurkan melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).* [Dhani/Syaf/voa-islam.com]