SORONG (voa-islam.com)—Banyak pihak yang merasa resah dengan dugaan kecurangan pada Pemilu 2019. Salah satu pihak yang resah dengan kecurangan pemilu adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong.
Untuk menyuarakan sikap tentang keresahan tersebut, MUI Kota Sorong membuat surat terbuka yang ditujukan kepada KH Ma’ruf Amin yang merupakan Ketua Umum MUI non-aktif yang juga Cawapres Jokowi. Surat terbuka itu kemudian viral di media sosial.
“Mengamati perkembangan hasil Pemilu dan khususnya pemilihan presiden yang mempertontonkan kecurangan, intimidasi, penghilangan serta pengrusakan kotak serta surat suara yang terjadi merata di seluruh Indonesia, maka, kami dengan rendah hati ingin mengingatkan kepada kiai yang mulia,” demikian bunyi awal surat, tertanggal 22 April 2019 yang ditandatangani HA Abdul Manan Fakaubun (ketua) dan Agung Sibela, SAg selaku sekretaris.
MUI Kota Sorong dalam surat terbuka tersebut meminta Ma’ruf Amin untuk bersikap terkait kezaliman yang dibuat oleh kubu 01.
“Pertama, sebagai ulama dan tokoh umat, kami mohon agar Bapak mengambil sikap atas kezholiman yang dibuat oleh Tim 01, dengan berbagai macam bentuk kecurangan tersebut. Kalau tidak, kami sangat khawatir datangnya murka Allah bagi rakyat Indonesia,” tulisnya.
Kemudian, pada poin kedua dijelaskan, “Kalaupun Bapak Jokowi bersama Bapak Kiai menang dalam perhelatan ini, haruskah (menang red.) dengan cara-cara curang yang tidak bermartabat dan sangat bertentangan dengan syariat Islam.”
Maka agar terhindar dari dosa besar, MUI Kota Sorong meminta kepada Ma’ruf Amin untuk mengundurkan diri sebagai cawapres. “Ketiga, untuk menghindari dosa yang lebih besar, maka, sebaiknya Bapak Kiai yang terhormat mengundurkan diri sebagai bentuk jiwa ksatria seorang muslim sejati, jangan ikut dengan orang lain. Karena kata Nabi SAW sebagaimana hadits yang sering Bapak sampaikan bahwa, “Barang siapa yang mengikuti suatu kaum, maka dia sama dengan kaum itu. Kami tidak rela bila bapak akan digolongkan dengan mereka pelaku kecurangan tersebut,” tulisnya lagi.
Terakhir, “Bila Bapak mundur tolong ajak juga TGB (barangkali maksudnya Tuan Guru Bajang red), YM (Yusuf Manshur Red) & YIM (Yusril Ihza Mahendra red.) Kami Sayang Bapak ustadz yang mulai.” * [Syaf/voa-islam.com]