BANDA ACEH (voa-islam.com) - Pemprov Aceh bersama sejumlah pihak, terutama FORKOPIMDA Aceh mendeklarasikan gerakan tolak pornografi. Penolakan ini dalam upaya menjaga generasi penerus dari ancaman pengaruh buruk globalisasi.
“Kita tahu bahwa era globalisasi yang berkembang dewasa ini tidak hanya menghadirkan hal positif seperti teknologi baru yang memudahkan kerja-kerja kita, tapi juga memudahkan masuknya kejahatan-kejahatan global, termasuk pornografi," katanya Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam deklarasi bersama di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Senin (22/4).
Nova mengatakan kampanye ini sangat penting sebagai bagian dari kebulatan tekad untuk melindungi dan menyelamatkan generasi muda Aceh dari bahaya pengaruh negatif globalisasi.
Dia mengatakan pornografi adalah konten berbentuk gambar yang menyimpang dari norma dan budaya universal sehingga perlu dilakukan langkah-langkah sejak dini dalam menjaga generasi di masa mendatang.
"Deklarasi bersama tersebutmenolak pornografi dalam bentuk apa pun, mengajak seluruh komponen masyarakat melakukan upaya pencegahan penyebaran konten pornografi dan membentuk generasi muda milenial yang antipornografi," katanya, lansir Antara.
Menurut Nova, salah satu pemicu mudahnya mengakses pornografi adalah tersedianya jaringan internet, di mana berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyebutkan, hingga Januari 2018, dari total 265,4 juta penduduk Indonesia, sebesar 50 persen atau sejumlah 132.7 juta merupakan pengguna internet dan sebesar 49 persen atau 130 juta orang merupakan pengguna aktif media sosial.
Plt Gubernur mengibaratkan kehadiran jaringan internet sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, sangat banyak menghadirkan kemudahan dalam mendukung kerja-kerja dan aktivitas sehari-sehari, namun di sisi lain internet juga bisa menghadirkan masalah.
"Gerakan Tolak Pornografi merupakan bentuk pernyataan perang masyarakat Aceh terhadap pornografi," kata Nova.[fq/voa-islam.com]