JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar menghimbau kepada siapa pun, khususnya masyarakat Minang, baik tengah berada di Sumbar maupun di rantau untuk tidak (perlu) cemas dengan ancaman dan tak perlu rendah karena hinaan.
Minangkabau tetaplah intan berlian yang tak ternilai, semakin diasah akan semakin kemilau,” demikian katanya, Rabu (24/4/2019), di akun media sosial Intagram miliknya.
Masyarakat Minang sudah terlatih untuk hidup dalam perjuangan. Kita, kata beliau, adalah masyarakat perantau, ibarat air yang menelusuri liku demi liku aliran walaupun melewati tempat yang keruh tapi sampai di lautan, dia tetap suci menyucikan.
“Air tergenanglah yang mudah busuk dan berbau karena kotoran. Tak usah takut dengan rezki yang akan datang karena kita punya keimanan bahwa Allah subhana wa taala tak pernah keliru menyalurkan rezki, seperti ‘keliru menginput data’ yang sama-sama kita saksikan!”
Buya menghimbau, baiknya masyarakat Minang mengambil i'tibar dari ayat 28 surat At-Taubah! Allah subhana wa taala tak membiarkan penduduk Makkah kelaparan karena jalur ekonomi mereka yang terhambat.
“Ada pesan yang harus digenggam teguh: TEGAKLAH BERSAMA KEBENARAN DAN JADIKAN RIDA ALLAH SWT SEBAGAI TUJUAN KEHIDUPAN!!! Do'a kami untuk kita semua.”
Pernyataan-pernyataan beliau lahir sebab adanya berbagai tuduhan dan ancaman tertuju kepada umat di Ranah Minang. Mulai dari "tak pandai bersyukur", "termakan hoaks" sampai "boikot rumah makan Padang". Tapi kata beliau, semua itu adalaj percikan air liur sumpah serapah, karena masyarakat Minangkabau tetap berjalan dalam garis Syara' Mangato Adaik Mamakai.
(Robi/voa-islam.com)