KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com)--Santri Pesantren Persatuan Islam (PPI) no.19 Bentar Garut yang memiliki nama lengkap Ghazi Abdullah Muttaqin, terpilih sebagai delegasi pada 1st World Muslim Conference (WMC) 2019 di Kuala Lumpur Malaysia pada 10-12 Mei 2019 kemarin.
Ghazi yang duduk di kelas 12 itu, belum lama membuat paper sebanyak 300 halaman lebih, dari karya ilmiah paper inilah Ghazi terpilih sebagai delegasi dari Negara Indonesia.
Dari penuturan santri yang gemar menulis dan membaca bacaan yang berat itu, diketahui bahwa World Muslim Conference (WMC) 2019 merupakan konferensi muslim dunia yang diinisiasi oleh STUDEC International bersama International Institute for Halal Research and Training, International Islamic University Malaysia (INHART IIUM).
“World Muslim Conference ini mempunyai tema Empowering Youth Muslim, Pursuing Global Peace Leading to be The World Changemakers. Sesuai temanya maka konferensi ini diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat menyatukan para pemimpin muda muslim untuk dapat berkontribusi dalam menjaga kedamaian dunia,” tutur Ghazi via WhatsApp (14/05).
Ghazi juga menyampaikan bahwa WMC juga dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan menarik seperti Master Class Session, Global Innovation Pitch, Youth Muslim Leader in Action serta muhasabah session and awarding.
Dalam konferensi besar itu Ghazi menyampaikan presentasi tentang paper yang yang ia tulis yaitu Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer sebagai solusi atas kanker epistemologis yang kini sedang melanda dunia Islam.
"Melalui Konferensi ini kami dapat berbagi kebahagiaan dengan Para Imigran yang mengungsi karena konflik atau perang sipil di Negaranya. Kami pun dapat terlibat aktif dalam isu-isu Internasional dan berdiskusi sekaligus berikhtiar mencari solusinya," ungkapnya.
Adanya konferensi tersebut, Ghazi berharap dapat menyiapkan kader muslim terbaik pemimpin dunia di masa depan yang akan menjadi agen perubahan global sekaligus menghantarkan Islam pada masa kejayaannya kelak di masa depan.
"Pengalaman yang sangat berharga yang telah saya dapatkan adalah ketika bisa bersilaturahim dengan para delegasi Muslim dari negara yang berbeda sembari berbagi ilmu, pengalaman dan jaringan internasional dari mereka," ucap Ghazi.
Ia bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang yang hebat, sholeh, cerdas, serta berpengaruh dari seluruh dunia. Ghazi merasa lebih terbuka wawasannya juga jejaringan persahabatan di dunia Internasional yang mana akan dibutuhkannya kelak ketika ia dewasa.
"Sebagai contoh, selama di Malaysia saya bisa berjumpa dengan Orang Yaman, Suriah, Gambia, Kyat, Maroko, Malaysia, Mali, China dll.. Selain itu juga saya dapat lebih dekat dengan objek yang saya teliti dalam tulisan saya di negeri Jiran Malaysia berupa IIUM dan ISTAC serta kekayaan literatur di kedua perpustakaan top Dunia tersebut," ujarnya.
Ia melanjutkan, Konferensi tersebut membuktikan bahwasanya Umat Islam dunia itu satu dengan ikatan keimanan, apapun warna kulit, bangsa, suku dan ras-nya.*
Sumber: Persis.or.id