DEPOK (voa-islam.com)—Pendidikan bagi sebagian kalangan adalah barang mahal. Tidak sedikit masyarakat dari kalangan dhuafa yang tidak mampu mengakses pendidikan. Itu sebabnya angka putus sekolah tak pernah ‘putus’ dari tahun ke tahun.
Berangkat dari fakta di atas, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Informatika Utama berdiri 13 tahun lalu. Sekolah yang terletak di Limo Depok, Jawa Barat ini menggratiskan seluruh biaya pendidikan bagi kalangan yatim dan dhuafa berprestasi.
Kepala Sekolah SMK Informatika Utama Suherman mengatakan berdirinya sekolah tersebut bermula dari keprihatinan karyawan PT.PLN P2B TJBB dengan tingginya angka putus sekolah yang dialami keluarga yatim dan dhuafa.
Awalnya, berdiri SMP utama pada Juli 2003. Setelah tiga tahun berjalan, SMP ini meluluskan angkatan pertama. Kemudian, para lulusan angkatan pertama ini bingung melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya karena persoalan biaya.
“Pada akhirnya memutuskan untuk mendirikan SMK Informatika Utama sebagai kelanjutan dari SMP Utama," kata Suherman.
Biaya pendidikan SMP Utama dan SMK Informatika Utama ini dibiayai oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang didirikan oleh karyawan PT P2B TJBB.
Kemudian, rupanya apa yang dilakukan karyawan PT. PLN P2B TJBB menular ke seluruh pekerja PLN. Satu persatu mendonasikan sebagian rezekinya agar SMP Utama dan SMK Informatika Utama tetap berdiri dan tentu saja gratis.
Dikatakan Suherman, pada 2015, LAZ) PT. PLN P3B berubah nama menjadi Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN yang membiayai semua anak-anak agar dapat sekolah.
Sementara itu, Deputi Direktur (Amil) YBM PLN, Salman Al Farisi mengatakan sejak berdiri 13 tahun silam, SMK Informatika Utama sudah mencapai 11 angkatan dan menghasilkan lulusan terbaik dan diterima berbagai perusahaan nasional.
"60 persen sebelum menerima ijazah, lulusan kami sudah diterima berbagai perusahaan," kata Salman kepada para jurnalis dan blogger dalam acara Explore SMKI Utama dan PeTik, Rabu (22/5/2019).
Meski gratis, untuk masuk ke SMK Informasi Utama tidaklah mudah. Para calon siswa yang mendaftar akan melalui berbagai proses seleksi. Menurut Suherman, proses seleksi ini perlu agar guna manfaat dari zakat itu benar-benar diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
"Seperti melakukan survei ke rumah siswa dengan mengambil gambar dan mendata keluarganya. Nantinya, data-data calon siswa-siswi itu kita plenokan. Apakah layak untuk menerima manfaat gratis sekolah atau tidak," jelasnya.
Menurutnya alur seleksi penerimaan murid cukup panjang sekitar empat bulan. Biasanya mulai tanggal 7 Januari sampai 23 Maret proses pendaftaran, 28 Maretnya seleksi berkas, 30 Maret nantinya ada tes potensi akademik dan interview baca Al Qur'an.
"Selama bulan April nanti kami akan survei rumah para siswa dan memplenokannya. Bila memenuhi syarat, mereka akan menjadi murid SMK Informasi Utama," tambahnya.
Fasilitas SMK Informatika Utama yang terletak di kompleks PT.PLN P2B TJBB ini terbilang lengkap. Dalam memberikan pendidikan, sekolah ini tak setengah-setengah. Bahkan bisa dikatakan sekolah ini dibangun seperti sekolah swasta unggulan lainnya.
Ruang multimedia dilengkapi dengan pendingin ruangan serta perangkat komputer dan jaringan internet. Luas tanah yang mencapai 1.386 meter persegi ini oleh PLN benar-benar dibangun seperti sekolah unggulan lainnya. Fasilitas lengkap sengaja disiapkan, kata Suherman, agar para siswa dan siswi nyaman belajar di sekolah, tentu saja juga berprestasi.
Buktinya selama 13 tahun berdiri, SMK Informatika Utama menuai banyak prestasi dari para muridnya. Tahun 2015 saja, sekolah ini menjuarai festival film pendek generasi sehat tanpa rokok yang diadakan oleh pemerintah Kota Depok, Nem matematika dan bahasa Indonesia tertinggi Kota Depok.
Bukan hanya itu, kepala sekolahnya juga pernah menjadi juara dalam kompetisi sekolah se-kota Depok.
"Juara satu pada tahun 2016," kata Suherman.
Untuk masuk ke Sekolah Informatika para calon siswa menyiapkan beberapa dokumen pendukung seperti keterangan tidak mampu dari RT/RW, mengisi formulir pendaftaran dan tentu saja membawa ijazah di sekolah sebelumnya. Nantinya, dokumen itu akan diperiksa sebelum para siswa mengikuti ujian penyaringan.* [Syaf/voa-islam.com]