JAKARTA (voa-islam.com)—Aliansi Umat Peduli Korban Kezaliman Penguasa, Jumat (24/5/2019), menyambangi kantor Komnas HAM di Menteng, Jakarta Pusat guna melaporkan pelanggaran HAM yang terjadi pada aksi tolak kecurangan Pemilu pada 21-22 Mei 2019.
Pada kesempatan ini, salah satu perwakilan aliansi, KH Muhammad Al Khaththath mengungkapkan jatuhnya banyak korban karena Brimob telah bertindak melampaui batas.
“Aparat kemanan/Brimob telah bertindak melampaui batas wilayah yang seharusnya dijaga, yaitu wilayah Bawaslu, Aparat keamanan justru melakukan penyerangan dan memukul mundur para demonstran/rakyat sampai ke sisi timur sampai jalan KH Wahid Hasyim hingga ke Gondangdia dan di sebelah barat aparat keamanan mengejar demonstran/rakyat di jalan KH Wahid Hasyim, daerah Kampung Bali sampai ke jalan KH mas Mansyur, bahkan hinga ke Petamburan,” ungkap Kyai Al Khaththath.
Kemudian, aliansi menemukan fakta bahwa aparat keamanan mempergunakan peluru tajam. “Aparat keamanan juga menyerang masjid Al Makmur bahkan ada yang meninggal didalam masjid tertembus peluru tajam,” jelasnya.
Aparat keamanan juga melakukan penyisiran ke masjid-masjid yang menjadi tempat istirahat para demonstran serta mengamankan pengurus Masjid Al Ittihad, Tebet Mas, Jakarta Selatan.
“Aparat keamanan juga menyerang petugas medis,” lanjut Kyai Al Khaththath.
Atas dasar fakta-fakta tersebut, aliansi meminta Komnas HAM untuk melakukan investigasi. “Komnas HAM agar melakukan penyelidikan terhadap kasus kasus diatas secara lebih detil dan mendalam agar terkuak fakta pelanggaran HAM tersebut,” katanya.
Tak cukup dengan itu, aliansi juga akan membentuk tim pencari fakta.
Selain Kyai Al-Khaththath, adapun pelapor dari Aliansi Umat Peduli Korban Kezaliman Penguasa lainnya yakni, Ustaz Bernard Abdul Jabar, Ustaz Mursalim, Ustaz Chanda, Ustaz Taufik Hidayat, Ustaz Namrudin, para pengacara muslim dan eksponen Aksi 21 dan 22. * [Syaf/voa-islam.com]