View Full Version
Senin, 12 Aug 2019

Bagai Memelihara Anak Harimau

JAKARTA (voa-islam.com)- Harimau adalah hewan buas. Dia memakan daging mentah. Ketika masih kecil dia imut imut alias kumil kumil asyik dan membuat hati gemas melihatnya. Tidak akan terpikir bahwa dia akan menjadi besar, bertaring panjang, kuat dan rakus. 

Dia akan memakan apa saja daging yang bisa dia makan. Orang menyebutnya raja hutan. 

Raja hutan punya berbagai jenis penduduk di hutannya. Ada rusa, pelanduk, kelinci, monyet, anjing hutan, tapir, bahkan gajah.

Sialnya jika dia lapar, maka dia akarn memakan apa saja dari penduduk hutan itu. Dia tidak akan peduli dengan rintihan korban yang dibunuh dan dimakannya.

Tidak peduli dengan penderitaan keluarga korbannya yang ditinggalkan. Bagi dia yang penting asal dirinya, anak, dan keluarganya kenyang dan eksis. 

Selama dia bisa berkuasa di hutan itu, dia akan tetap memegang tampuk kekuasaan. Jangan berharap dia mau turun takhta dan memberikan kekuasaan kepada harimau lain, apalagi kepada gajah, atau penduduk hutan lainnya.

Kalau pun dia mati, maka sudah disiapkan harimau lain yang menjadi anaknya atau kerabatnya yang menggantikannya sebagai raja di hutan itu, dan bukan dari trah yang lain.

Malu? Mana dia punya malu. Namanya harimau pribahasa Melayu telah mengingatkan bahayanya harimau, "Bagai memelihara anak harimau...". Bahkan atas diri kita orang yang memeliharanya dari bayi saja, dia akan tega memangsa dan memakan kita, jika dia sedang diterpa nafsu laparnya. 

*Ustaz Tengku Zulkarnain

 


latestnews

View Full Version