View Full Version
Sabtu, 07 Sep 2019

Investor dari New York Libatkan Ustaz Valentino Dinsi Kembangkan Industri Syariah di Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com)—Bisnis dan industri syariah di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan signifikan. Tren positif industri syariah ini membuat investor tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

Salah satu investor yang tertarik menanamkan modalnya Syariah Indonesia LLC. Salah satu pendiri Syariah Indonesia LLC adalah Hartadinata Harianto CEO Stern Group, lulusan master finance dari Claremont Mc Cenna (Salah satu sekolah finance terbaik di Amerika) berdomisili di New York, Amerika Serikat.

Pada usia 25 tahun sekarang ini, Hartadinata Harianto dengan SR groupnya membangun beberapa gedung apartement dan hotel di New York, di antaranya: Four Point Hotel, Holiday Inn Hotel dan Westin Hotel. 

Dalam mengembangkan industri syariah di Indonesia ini, Syariah Indonesia LCC menggandeng praktisi ekonomi syariah Ustaz Valentino Dinsi. Hartadinata Harianto mengaku telah lama mengenal Ustaz Valentino.

Meski Hartadinata non-muslim ia tertarik dengan masukan dan ide-ide yang disampaikan Ustaz Valentino terkait industri syariah. Itu sebabnya perusahaannya memutuskan menanamkan investasi di Indonesia.

“Di Amerika, banyak sekali invest company yang orientasinya hanya mengejar profit semata. Secara bisnis dan keuangan, memang itu strategi yang efektif. Tapi saya, ayah saya, serta tim saya, merasa bisnis yang orientasinya semata profit, bukan bisnis yang baik. Saya tidak mau, ada satu pihak yang diuntungkan secara maksimal, tapi disisi lain ada pihak yang dirugikan,” ujar Hartadinata di Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Dikatakan Hartadinata, prinsip syariah ini sangat mementingkan aspek win-win. “Kita saat ini sedang mencari partner-partner yang siap didanai secara syariah. Filosofi kita ya filosofi syariah. Kita inginnya win-win. Rugi bersama, ya kalau untung, untung bersama juga,” ungkap Hartadinata.

Suparmono, SE.MM sebagai Country Manager Indonesia Syariah Indonesia LCC mengatakan akan fokus bersama mengembangkan ekonomi Syariah di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya.

Syariah Indonesia LCC berupaya memberikan layanan pembiayaan syariah terbaik dan terbesar sebagai media sharing ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama. Juga memberikan akses yang mudah untuk pembiayaan bagi pemilik usaha baik pemula maupun yang sudah berjalan, untuk dapat bekerjasama secara halal, aman, adil, transparan, akutabel, profitabel dengan akad sesuai syariah dengan aqad  mudarabah.

Jika memahami prinsp fundamental dari syariah, win- win for every one menjadi sebuah alasan kenapa saya tertarik dengan syariah. Karena itu Hartadinata tidak tertarik jika prinsip menang untuk dirinya, tapi kalah untuk orang lain. 

“SI (Syariah Indonesia) mengajak para pebisnis baik pemula maupun yang sudah berjalan untuk mensukseskan program Ekonomi Syariah di Indonesia, termasuk beberapa pengusaha yang berkeinginan bergabung dengan kami di Syariah Indonesia LLC baik sebagai rekanan maupun perwakilan di daerahnya,” kata Suparmono.

Diungkapkan Suparmono pihaknya tengah menyiapkan 50 proyek sebagai langkah awal pengembangan industri syariah di Indonesia. “50 proyek jadi pilot project. Seperti properti syariah, healty care. Syariah tidak berlaku bagi kaum muslimin, tapi juga seluruh manusia. misalnya orang Amerika tertarik dengan bisnis syariah, syarah profitabel, bisnis yang amazing,” ungkap dia.

“Tahun ini kami menargetkan pembangunan property Syariah dengan merealisasikan beberapa proyek proyek perumahan di beberapa daerah di Indonesia. Di bidang halal tourism, haji dan Umrah kami menargetkan dapat segera merealisasikan dan memberikan peluang kerjasama dengan beberapa travel agent yang ternama dan terdaftar di pemerintah,” tambah Suparmono.

Sementara itu, Ustaz Valentino Dinsi menyambut baik dengan rencana besar Syariah Indonesia LCC dalam turut mengembangkan industri syariah di Indonesia. Untuk itu ia berpesan agar dalam menjalin kerjasama ini perlu dikedepankan trust atau kepercayaan.

“Bercandanya orang bisnis, duit itu tidak ada agamanya. Duit tetap duit. Namun, ada satu mata uang yang paling penting, yaitu trust (kejujuran). Bicara trust, maka tidak melihat  agama, suku dan bangsanya apa. Selama bisnis saling menguntungkan, transparan, saling percaya, maka kita dapat berbisnis.

Dikatakan Valentino, dalam berbisnis, kita perlu partnership, tidak bisa jalan sendiri. Harus ada kolaborasi. Dalam berbisnis, kalkulasi ekonomi dan hitung-hitungan angka tidak cukup, tapi perlu feeling juga.

“Lagi-lagi kejujuran menjadi modal utama. Nabi Muhammad Saw, sebelum jadi pengusaha, diberi gelar al-Amin, orang yang dipercaya. Jangan sampai yang invest 100 milyar, kemudian uang dan orangnya hilang begitu saja,” ujar pendiri Majelis Taklim Wirausaha ini. 

Dikatakan Ustaz Valentino, dalam Al Qur’an dijelaskan tentang kontrak drafting, transaksi pun diatur. Karenanya, ekonomi syariah harus memiliki prinsip transparan, akuntabel, dan profesional.

“Kalau kita tidak punya ketiga prinsip itu, wajar jika kita dijauhi orang. Terpenting adalah learn and growth together, belajar dan tumbuh bersama,” jelas dia.

Kemudian, Ustaz Valentino menyinggung momen Aksi 212. Peristiwa itu seyogianya menjadi awal kebangkitan umat. Jangan sebatas bangga dengan peristiwa yang nantinya hanya menjadi lembaran sejarah.

“Peluang itu harus diciptakan sebagai pergerakan kebangkitan ekonomi umat. Siapa cepat dia dapat. Jangan nunggu rame, nanti tidak dapat apa-apa,” kata Ustaz Valentino.

“Kita tidak ingin umat Islam sebatas kerumunan yang belum menjadi sebuah gerakan. Sekarang ini, semua orang bicara gerakan syariah, tapi leadernya belum ada. Orang bicara syariah, tapi hanya perbankan, finance, dan asuransi syariah. Ini terlalu cetek. Masuki bidang dan pasar yang lebih luas, sehingga syariah bisa membumi. Saat ini saya belum melihat pemain utama ekonomi syariah. Jadi, manfaatkan peluang itu dan lakukan percepatan (speed),” ungkap Ustaz Valentino Dinsi.* [Syaf/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version