SOLO (voa-islam.com)—Tokoh muda Islam asal Solo Jawa Tengah, Ustaz Abdul Rahim Baasyir turut bersuara terkait viralnya video doa dipimpin non-muslim pada upacara Kesaktian Pancasila yang diikuti karyawan dan jajaran direksi PT Garuda Indonesia, Selasa (1/10/2019) kemarin.
Menurut Ustaz Iim, demikian sapaan karibnya, kasus tersebut sangat berbahaya bagi akidah muslim. “Dan itu berbahaya bagi akidah kita. Karena akidahnya kaum muslim itu dibangun di atas sebuah pernyataan dua kalimat syahadat. Tiada Ilah selain Allah. Menafikan semua jenis tuhan. Kecuali satu tuhan yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ungkap Ustaz Iim ketika dihubungi Voa Islam, Kamis (3/10/2019).
Ustaz Iim meyakini jika mayoritas karyawan Garuda Indonesia yang mengikuti upacara tersebut adalah muslim.
“Tidak layak, karena memang mayoritas masyarakat Indonesia ini muslimin. Termasuk kejadian di kantor Garuda itu, saya yakin rata-rata atau mayoritas karyawannya adalah muslim. Yang non-muslim mungkin beberapa persen saja. Maka seharusnya dan selayaknya doa yang diadakan di situ adalah doa dengan menggunakan orang muslim,” jelas Ustaz Iim.
Ustaz Iim bersepakat dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait doa bersama yang dikeluarkan pada 2005.
“Memang haram ya kita mengaminkan doanya orang-orang non-muslim. Karena doa itu adalah bagian daripada ibadah. Bahkan kata Rasulullah doa itu intinya ibadah. Maka kalau orang-orang non-muslim berdoa kemudian muslim mengaminkan, maka mengakui keyakinan dan ketuhanan orang-orang kafir itu, ya bahasa halusnya non-muslim,” ujar putra bungsu Ustaz Abu Bakar Baasyir ini.
Ustaz Iim melanjutkan, “Maka kemudian ada orang Kristen berdoa, jelas mereka menuhankan Isa. Menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan. Jelas ini syirik. Maka ketika muslim mengaminkan doa itu, berarti menafikan Allah. Maka itu tidak boleh. Berbahaya pada akidah kita.” *[Syaf/voa-islam.com]