YOGYAKARTA (voa-islam.com)--Konglomerat Indonesia Sandiaga Uno berbagi pengalaman bagaimana para pengusaha muda bisa survive di era disrupsi Revolusi Industri 4.0 yang sedang melanda Indonesia.
Mengenakan Batik berwaran biru, Sandi hadir di forum Mentoring Busines Usaha dalam rangkaian kegiatan Muktamar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) di hotel Grand Keisha, Yogyakarta, Kamis (14/11/2019).
Berbicara dengan membawa presentasi yang dibuat rekannya Michael Juwita, Menurut Sandi mengatakan Revolusi Industri 4.0 itu datang untuk membawa berkah bagi pengusaha Indonesia.
Menurut Sandi, untuk bisa berhasil dalam berusaha tidak ada pilihan lain kecuali harus fokus, networking atau perbanyak silaturahim, improvisasi dengan teknologi terkini dan just do it.
Dia mencontohkan, anak buahnya, Michael Juwita, setelah berpisah dengan Saratoga Group dia fokus mengembangkan usaha di bidang Energi Baru dan Terbarukan seperti pembangkit Listrik dan Tenaga Surya. Michael berhasil dalam tempo 3 tahun aset bisnis sudah mencapai Rp.75 triliun.
Apapun bisnisnya, kata Mantan Wapres yang bergandeng dengan Prabowo ini, harus berani melakukan improvisasi teknologi jika ingin survive dan berhasil. Dia mencontohkan, Bos Alibaba.com, itu gaptek, tapi dia bergaul dengan pakar IT dan mengajak mereka mengembangkan bisnis Alibaba.com.
Sebaliknya, kata Sandi, Blackberry kini mati justru karena mengabaikan teknologi berbasis android.
Sandi menambahkan, kaum Milineal Indonesia kini banyak yang sukses dengan memanfaatkan Teknologi 4.0. Milineal itu suka yang cheaper (murah), better (kualitas bagus), faster (serba cepat) dan jangan inkar janji.
Para start up kaum milineal ini, kata Sandi, meski usaha masih tergolong UMKM namun omsetnya sudah milyaran karena memanfaatkan teknologi 4.0 seperti automation (teknologi digital marketing).
Kepada para peserta Mentoring Busines Usaha yang kebanyakan dari Keluarga Besar PII ini Sandi menjelaskan bahwa saat ini pertumbuhan industri kita turun atau mengarah kepada deindustrialisasi dengan angka di bawah 20 % dari PDB. Jika kita tidak menerapkan teknologi 4.0 kita akan kehilangan, 23 Juta lapangan kerja. Namun bisa kita menerapkan 4.0 maka kita akan mendapatkan 27-46 juta lapangan kerja baru.
“Jadi, 4.0 bisa membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru,” paparnya.
Pola-pola bisnis memang banyak berubah di era Revolusi 4.O. Sani mencontohkan, dulu yang mahal itu belanjar iklan, kini belanja iklan bisa ditekan dengan memanfaatkan digital marketing. Dulu orang beli produk karena kekuatan iklan, kini orang pakai produk karena adanya testiominy dari para influencer. Karena itu, manfaatkan testimonial dari para tokoh agar produk anda bisa dibeli konsumen.
Sandi meyakinkan para peserta, bahwa ke depan yang banyak akan tumbuh ialah usaha-usaha UKM. Investasi yang tumbuh akan banyak yang investasi kecil-kecil, yaitu di bawah Rp. 50 ribu dolar.
“Penelitian saya mencatan potensi UKM ini sebesara 41 % angkanya,” ujar Sandi.
Karena itu, sekali lagi ditekankan agar terus melakukan improvisasi teknologi, tingkatkan terus SDM, terus berinovasi dengan pasar yang terus berubah cepat, perbanyak silarutahmi.
“Ingat, enterpreneur itu bukan profesi tapi mindset,” pungkasnya.* [Zul/Syaf/voa-islam.com]