BOGOR (voa-islam.com)--Serikat Tani Islam Indonesia (STII) kembali menggelar hajat lima tahunan. Kegiatan Muktamar kelima ini akan berlangsung pada Sabtu – Ahad, 23 – 24 November 2019 di Pesantren Darul Fallah, Bogor, Jawa Barat.
Sekretaris Jenderal STII, Fathurrahman Mahfudz menuturkan, pemilihan lokasi ini dikarenakan Pesantren Darul Fallah merupakan salah satu penggagas lahirnya STII. Pesantren yang diinisiasi oleh KH Soleh Iskandar, Mohammad Natsir dan mantan Menteri Pertanian Mohammad Sarjan ini menjadi Pesantren terintegrasi yang memadukan antara materi keislaman dan budidaya pangan.
“Kita ingin mengembalikan spirit teman-teman supaya memberikan komitmen yang penuh dan menyeluruh terhadap dunia pertanian,” kata Fathurrahman dalam keterangannya, Sabtu (23/11).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, generasi muda STII perlu melihat kembali kerja para pendahulu yang telah terbukti dalam mengembangkan pesantren pertanian. “Kiai Soleh Iskandar adalah mantan ketua umum STII dua periode dari tahun 1952 sampai 1970 dan pengurus Masyumi,” ujarnya.
Kandidat kuat Ketua Umum STII ini menjelaskan, merujuk pada tema Muktamar ‘Kedaulatan Pangan Menuju Petani Sejahtera’, STII ingin membuat gerakan pangan nasional yang selaras dengan program Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mempertahankan kedaulatan pangan merupakan suatu kewajiban.
“Maka, nanti di antara program Muktamar, hari Ahad kita ada pelatihan pangan dengan mikroba google untuk meningkatkan kualitas pangan,” katanya.
Rencananya, Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir akan membuka kegiatan Muktamar STII kelima ini. Dalam dua hari ke depan, akan dilakukan berbagai sidang pleno hingga pemilihan umum dan diakhiri dengan pelatihan teknologi pangan serta penandatangan kerjasama dengan PT OASE yang disaksikan oleh Bank BRI, Bulog dan Asuransi Jasindo.
“STII akan menggerakkan setiap kabupaten untuk menanam padi sebanyak 100 hektar, jika kita punya 100 kabupaten, berarti secara nasional kita menanam 10 ribu hektare. Dengan begitu kita bisa meningkatkan produktivitas dengan target delapan ton per hektar,” ujarnya.
Melalui teknologi mikroba google ini, nantinya para petani dalam waktu singkat. Sehingga dalam setahun petani dapat melakukan tiga hingga empat kali panen.
“Kerja-kerja kecil yang kita lakukan serius, maka dampaknya akan sangat besar. Masalah petani kita rata-rata pascapanen, nah ini yang ingin kita garis bawahi,” ucapnya.
Sementara, ketua pelaksanan Muktamar, Nu’man Iskandar mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh stake holder, sehingga kegiatan ini dapat terealisasi dengan baik. “Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras, kepada para penasehat, para donatur, dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan, semoga kerja keras ini berubah hasil yang baik,” tuturnya.
Dia melanjutkan, selain kaya dengan sumber lIndonesia merupakan negara agraris. Ini menjadikan hampir sebagaian bahan makanan dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.
“Tentu potensi ini harus kita kelola dengan baik. Indonesia pernah mendapatkan penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization/Organisasi Pangan dan Pertanian) saat Pak Harto memimpin. Kesuksesan ini kami yakin dapat terulang jika kita mau bekerja keras, cerdas dan ikhlas,” ujarnya.* [Ril/Syaf/voa-islam.com]