JAKARTA (voa-islam.com)—Proposal perdamaian Timur Tengah bertajuk Deal of the Century yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 28 Januari 2020 mendapat penolakan berbagai pihak internasional, termasuk Indonesia.
Dari Indonesia, Adara Relief International bersama Forum Ormas dan Lembaga Perempuan Indonesia untuk Palestina (FOLPIP) dengan tegas menyampaikan penolakan terhadap Deal of the Century. Sikap Adara Relief International dan FOLPIP ini sejalan dengan pernyataan dari Global Women's Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP).
Menurut Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani, Deal of Century semakin melegitimasi penjajahan Israel atas tanah bangsa Palestina. Negara Palestina baru yang diusulkan pada Deal of the Century adalah negara semu karena dibentuk dari beberapa wilayah yang terpisah-pisah.
Selain itu, pada Deal of The Century persenjataan militer Palestina akan dilucuti. “Melucuti persenjataan militer Palestina sama dengan menghapus unsur penting sebuah negara yang berkewajiban melindungi warga negaranya, terutama termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak,” ungkap Nurjanah dalam siaran pers yang diterima Voa Islam, Rabu (5/2/2020).
Deal of the Century juga menetapkan Jerusalem sepenuhnya sebagai ibukota Israel dengan tetap menjamin Umat Islam aman mendatangi Masjid Al-Aqsa. Hal ini, tegas Nurjanah, merupakan klaim sepihak dan janji-janji manis untuk melegalkan perampasan dan penjajahan atas Masjid Al-Aqsa.
Soal janji manis investasi 50 Miliar USD untuk pembangunan Palestina dinilai Nurjanah tidak sebanding dengan penderitaan lebih dari 100 tahun bangsa Palestina.
Tak kalah penting, Deal of the Century ala Trump ini juga melanggar Resolusi PBB. “Tentang hak kembali para pengungsi diinjak-injak, karena Deal of Century menghapus hak kembali para pengungsi ke tanah asal mereka,” terang Nurjanah.
Pada kesempatan ini Adara dan FOLPIP berharap daftar panjang kejahatan kemanusiaan Israel atas bangsa Palestina segera dihentikan dan diproses secara hukum dengan seadil-adilnya.
Adara Relief International bersama FOLPIP menghimbau kepada semua pihak, secara lokal atau regional dan internasional untuk terus mendukung kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Palestina, membela hak-hak kaum terjajah dan segera menghentikan penjajahan serta kezhaliman Israel terhadap Bangsa Palestina.
“Perdamaian dunia akan benar-benar tercipta bila penjajahan di atas bumi berhasil dihapuskan,” tandas Nurjanah.
Adara Relief International dan FOLPIP merupakan lembaga yang konsen dengan isu kemanusiaan di Palestina, khususnya perempuan dan anak-anak Palestina. Selain Adara Relief International, sejumlah ormas perempuan turut bergabung pada FOLPIP. Seperti PP Muslimat Mathla'ul Anwar (Musma), PP Wanita PUI, PB Wanita Al Irsyad, PP Persaudaraan Muslimah (Salimah), PP Wanita Islam, IGRA Jaksel, PP Wanita Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALLPIND), PP Muslimat Hidayatullah (Mushida), Korps HMI-wati (KOHATI) PB HMI, Korpres FORHATI, PP Muslimat Dewan Dakwah, PP Muslimat Al-Ittihadiyah, dan PP Muslimat Al-Washliyah.* [Syaf/voa-islam.com]