View Full Version
Kamis, 27 Feb 2020

Hadiri KUII ke-7, Ini Harapan Ketua Umum GNPF Ulama

PANGKAL PINANG (voa-islam.com)--Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Ustaz Yusuf Martak berharap, kegiatan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7, menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat. Terutama dalam ekonomi syariah, industri halal dan wisata halal.

"Umat Islam dalam visi ekonomi tidak boleh tertinggal. Umat Islam tidak boleh perannya lepas sebagai umat mayoritas di Indonesia," kata Yusuf, saat ditemui di sela acara KUII, di Bangka, Rabu (26/2) malam.

Melalui kongres ini, permasalahan umat yang mendasar terutama pada bidang ekonomi mendapatkan titik temu. Kuncinya, kata Yusuf adalah berkolaborasi.

"Saya fikir akan bisa dijadikan sinergi ya. Ketika ekonomi Islam terpuruk, MUI mengadakan kongres ini dan Insya Allah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat," ucapnya.

Sementara, ketua Komisi Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Cholil Nafis, mengatakan, KUII ke-7 ingin meneguhkan komitmen kebangsaan. Peran umat, Islam, ujar dia, perlu dimaksimalkan.

"Jika kita memberikan banyak manfaat, tidak berarti kita bermusuhan dengan non muslim. Sehingga yang kita bangun bukan kalah dan menang, tapi menang bersama dari tema besar ini melalui berbagai strategi," katanya.

Menurut dia, dibanding dengan jumlahnya, peran muslim belum seimbang. Terutama di bidang ekonomi dan politik. Ia menginginkan, pejabat legislatif dan eksekutif harus menampilkan diri sebagai representasi umat.

"Misalnya, bagaimana kesejahteraan yang ada dalam konsep Islam ini bisa ditelurkan dalam konteks kenegaraan ini," ucapnya.

Ia menyatakan, membawa misi Islam ketika memangku jabatan tidak bisa dibilang sektarian. Justeru umat Islam harus berperan besar di Indonesia.

"Yang menjadi sektarian, bicara muslim tapi tidak berbicara Indonesia. Ketika memberikan manfaat ke yang lain bukan berarti kita merendahkan dan menafikan, karena umat lain juga memiliki tanggung jawab untuk berperan baik di Indonesia," tuturnya.

Melalui KUII ini, justeru peran keislaman dan keindonesiaan harus lebih maksimal dari umat Islam. Tidak perlu ada dikotomi antara kedua konsepsi tersebut.

"Maka, bagaimana jumlah umat Islam yang lebih besar ini juga memberikan manfaat yang besar," katanya.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version