YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Islam sebagai agama pencerahan yang diyakini Muhammadiyah adalah berciri sebagai pemberi solusi dalam segala hal sehingga Muhammadiyah berusaha memberikan amaliah nyata terbaiknya kepada bangsa dan negara, apalagi dalam masa darurat Covid-19.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejak awal kemerdekaan kiprahnya luar biasa untuk bangsa, negara, kemakmuran dan kesejahteraan semesta tanpa berpikir untuk diri kita sendiri. Artinya kita ingin menghadirkan agama yang mencerahkan yang hadir untuk memecahkan masalah,” pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Jumat (24/4).
“Muhammadiyah itu gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Islam rahmatan lil ‘alamin diwujudkan melalui amaliah nyata yang memajukan, pendidikan, kesehatan dan dakwah komunitas. Harus mencerahkan alam pikiran, jangan malah menjadi bagian dari masalah itu namanya menggelapkan bukan pencerahan. Jika kita tidak bisa memberi solusi diharapkan tidak menambah masalah,” imbuhnya seperti dilansir oleh laman muhammadiyyah.or.id.
Haedar lebih lanjut menjelaskan bahwa penafsiran Islam sebagai Agama Pencerahan yang solutif perlu kebersamaan semua pihak dan meninggalkan perseteruan yang tidak penting.
“Peran yang harus terus kita lakukan bersama kekuatan bangsa yang lain adalah bagaimana umat Islam menjadi umat terbaik. Kita tidak bisa menampilkan Islam yang baik jika umatnya tidak unggul, Muhammadiyah juga tidak bisa unggul jika tidak membangun. Tidak perlu mempertentangkan perbedaan,” ujar Haedar.
“Karena itu bangun semua kekuatan itu dan kita punya modal. Saya percaya kekuatan bangsa menjadi kekuatan kolektif dengan mensinergikan kekuatan. Ketika negara tidak pada relnya, kita bisa berperan di garis depan. Saya yakin dengan Islam yang menyeluruh, basis Muhammadiyah yang kuat dan kita kapitalisasi maka peran Muhammadiyah akan menjadi energi positif bagi bangsa,” tutup Haedar.