Jahiliyyah Bukan Tentang Masa Tapi Kondisi

BANDUNG (voa-islam.com) - Ahmad Rofiqi, M.Pd.I, pengajar di Muhammadiyah Islamic College Singapore menyampaikan materi seputar masyarakat jahiliyah pada pekan kedelapan SPI, Kamis (29/4/2020).

Menurutnya, konsep masyarakat jahiliyah perlu dipahami sebagai suatu kondisi bukan masa, karena masa terbatas pada waktu sementara kondisi tidak.

Rofiqi mengutip penjelasan Sayidh Quthub tentang makna jahiliyyah.

“Kejahiliyyahan bukanlah sebuah masa, tapi situasi dan kondisi dari berbagai macam jenis keadaan. Keadaan jahiliyyah ini dulu ada, bisa jadi hari ini ataupun hari esok tetap ada,” jelasnya Rofiqi melalui platform Zoom. 

Lebih lanjut Rofiqi menjelaskan tentang kekeliruan masyarakat dalam memaknai jahiliyah.

“Masyarakat jahiliyah bisa diartikan sebagai masyarakat bodoh. Bodoh disini bukan berarti mereka tidak memiliki ilmu namun mereka belum mengetahui suatu kebenaran. Ketika datang padanya suatu informasi, maka mereka akan menerima informasi tersebut berdasarkan sudut pandangnya masing-masing dan menilai informasi itu berdasarkan yang diyakini. Akibat terburuknya adalah informasi yang diterima bukan informasi yang utuh sehingga kebenaran tidak dapat terlihat,” jelasnya. 

Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung tidak dapat membedakan mana perkara yang benar dan salah padahal Al-Qur’an sudah sangat jelas memberikan arti kebenaran itu sehingga tidak jarang mereka membenarkan yang salah begitupun sebaliknya. Maka kondisi masyarakat seperti ini dapat dikatakan masih pada kondisi jahiliyah.

Aisyah, salah satu peserta turut mengemukakan pendapatnya tentang kondisi jahiliyah masa kini.

“Di era teknologi yang semakin canggih ditandai dengan informasi dan ilmu pengetahuan yang begitu beragam serta kemudahan akses, mengharuskan masyarakat untuk senantiasa mencari infromasi dan ilmu pengetahuan dengan benar. Jika tidak, maka kita akan tetap terbelenggu dalam kondisi jahiliyah,” tutupnya. [harum/syahid/voa-islam.com]