View Full Version
Jum'at, 21 Aug 2020

Kisah Persahabatan, Kiprah dan Buku Terakhir Ustadz Insan Mokoginta

BEKASI (voa-islam.com)--Yayasan Infaq Dakwah Center (IDC) sangat kehilangan atas wafatnya dai pakar Kristologi, Ustadz Wenseslaus Insan Latif Syaukani Mokoginta (Insan LS Mokoginta).

Ustadz Insan wafat pada malam Jum’at, 2 Muharram 1442 H di Rumah Sakit Eka Hospital BSD. Seyogianya, Ustadz Insan akan menyampaikan tausiyah dalam acara peresmian Rumah Tahfiz di BSD. Usai menunaikan shalat magrib dan zikir, Ustadz Insan menunaikan shalat sunnah ba’diyah magrib. Saat duduk tahiyat tiba-tiba Ustadz Insan jatuh pingsan tak sadarkan diri. Jamaah masjid pun langsung melarikan ke rumah sakit, namun takdir Allah berkehendak lain, beliau wafat pada pukul 19.20 WIB.

Menurut Abu Mumtaz, Ketua Yayasan IDC, Ustadz Insan bukan sekedar mitra yang selama ini bekerjasama dengan IDC, tetapi juga guru, mentor dan kawan lama.

“Saya betul-betul kehilangan kawan, guru dan mitra dakwah terlama saya. Ust Insan LS Mokoginta bermuamalah dengan saya sejak 1996. Tidak hanya dakwah, investigasi dan menulis buku tapi juga bisnis toko elektronik,” kata Ustadz Abu Mumtaz, Kamis malam (20/8/2020).

Beberapa bulan lalu, dalam kondisi kurang fit karena sakit jantung, Ustadz Insan bolak-balik ke kantor IDC minta bantuan untuk menyelesaikan buku yang ditulisnya berjudul “Pembelaan Spektakuler Muallaf untuk Islam”.

“Saya sudah tidak kuat, kayaknya ini buku terakhir saya,” ujar Abu Mumtaz menirukan.

Melihat kegigihan Ustadz Insan Mokoginta, yang sudah sepuh namun penuh semangat berkarnya demi membela agamanya, Abu Mumtaz pun terharu.

“Meski sedang padat agenda, saya sempatkan bantu editing sekadarnya dan kasih masukan beberapa bagian. Saya pun menyumbang kata pengantar di buku ini. Seluruh desainer IDC saya kerahkan untuk mempercepat desain dan lay out yang powerfull,” ungkapnya.

Alhamdulillah buku yang ditulis Ustadz Insan pun sudah terbit, sukses dan best seller. Ternyata ungkapannya jadi kenyataan. Ustadz Insan wafat setelah menyelesaikan buku terakhirnya.

Ustadz Insan Mokoginta dan Yayasan IDC memang memiliki hubungan yang amat dekat, bersama berkiprah dalam kegiatan dakwah dan sosial. Mengingat sikap mulia Ustadz Insan yang memiliki rasa sosial yang tinggi, IDC amat terbantu dalam penyaluran berbagi program sosial, khususnya yang berkaitan dengan para muallaf.

Seringkali IDC bersama Ustadz Insan membantu mengentaskan kemiskinan para muallaf, dari sekitar Jabodetabek, hingga pelosok Sulawesi Utara.

Alhasil, kini IDC memiliki 10 hektar lahan wakaf produktif yang dikelola untuk membantu para yatim, dhuafa dan muallaf, di sekitar Kotamobagu serta Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

“Ustadz Insan ahlul hhair. Wafat pada hari Jum’at, insya Allah husnul khatimah,” tutup Ustadz Abu Mumtaz.

Dalam sebuah riwayat, orang yang wafat di malam Jum’at atau hari Jum’at memiliki keistimewaan dan semoga Ustadz Insan Mokoginta yang wafat di hari Jum’at mendapat husnul khatimah. Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Setiap muslim yang meninggal di hari jumat atau malam jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad 6739, Turmudzi 1074 dan dihasankan al-Albani).

Semoga amal shalih yang selama ini dilakukan Ustadz Insan bersama IDC, serta buku terakhir yang ditulisnya menjadi amal jariyah, saksi kecintaannya terhadap Allah Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al-Qur’an dan syariat Islam.* [Panjimas/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version