JAKARTA (voa-islam.com)—Isu Palestina nampaknya makin rumit dan terjal setelah terjadinya beberapa peristiwa seperti normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA)-Israel. Dengan demikian, rakyat Palestina semakin lama merasakan penjajahan dan penindasan.
Isu Palestina ini memang butuh perhatian dan pembelaan, termasuk dari kalangan jurnalis. Hal ini disampaikan oleh Ketua Adara Relief Internasional Sri Vira Chandra pada Media Gathering bertajuk “Peran Media dalam Membantu Permasalahan Palestina" baru-baru ini. Acara ini dihadiri oleh 25 perwakilan media nasional..
Menurut Sri Vira, peran jurnalis atau media sangat penting dalam pembelaan terhadap hak-hak Palestina yang dirampas penjajah Israel. Untuk itu, ia meminta agar jurnalis-jurnalis di Tanah Air konsen memberitakan isu Palestina.
Meskipun isu Palestina diberitakan di pojok kolom media, kata Sri Vira, itu sudah membantu perjuangan rakyat Palestina.
“Memberitakan kejahatan dan kekejaman yang dilakukan tentara Zionis di Palestina. Menghimpun kekuatan sesama awak media serta membangkitkan. semangat untuk membela Palestina. Memantau pemberitaan media Internasional dan meluruskan berita-berita yang salah,”demikian Sri Vira mengungkapkan peran yang bisa dilakukan jurnalis pada isu Palestina.
Selama ini, jelas Sri Vira, banyak yang tidak peduli dengan nasib Palestina karena kekeliruan berpikir. Seperti adanya anggapan jarak Palestina yang jauh, Palestina hanyalah konflik agama, bantu Palestina bukanlah utama, orang Arab yang lebih utama menolong Palestina, dan lain sebagainya.
Sri Vira menjelaskan, kejahatan zionis Israel di Palestina dilakukan tanpa pandang bulu. Perempuan, anak-anak, paramedis, dan awak media yang seharusnya mendapatkan perlindungan turut menjadi korban.
Kejahatan kemanusiaan ini telah berlangsung lebih dari 72 tahun dan lolos dari Mahkamah International. Hingga kini masih terus berlangsung blokade terhadap Gaza, penangkapan dan pembunuhan terhadap anak dan perempuan dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina di wilayah Al Quds dan Tepi Barat.
Menurut Sri Vira, Indonesia berhutang budi kepada Palestina karena mereka yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Sri mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung penuh kemerdekaan Palestina melalui dukungan moril dan materi, layaknya dukungan yang dulu bangsa Palestina berikan kepada Indonesia.
Adara Relief berupaya terus membantu masyarakat Palestina khususnya perempuan dan anak. Seperti diketahui, Adara merupakan lembaga Indonesia satu-satunya yang didedikasikan untuk mendukung dan membantu perempuan dan anak-anak Palestina. Seluruh pengurus Adara adalah perempuan.
Untuk memperluas jangkauan berbagi kepedulian, Adara memelopori lahirnya 22 (dua puluh dua) komunitas peduli Palestina dan menjadi pendiri dari jejaring organisasi masyarakat yang kini tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP). Berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi juga dilakukan untuk terus menumbuhkan kepedulian dan semangat berbagi.
Dari 11 (sebelas) Program Bantu Palestina yang dipaparkan oleh Sri Vira Chandra, donasi 9 (sembilan) program Bantu Palestina telah disalurkan, bekerjasama dengan beberapa NGO mitra. Bantuan diberikan kepada para penerima manfaat di 5 (lima) wilayah, yaitu Al Quds, Tepi Barat, Wilayah 48, Gaza, dan Pengungsian di Lebanon, Suriah, Turki dan Yordan.* [Syaf/voa-islam.com]