Pada tubuh sebagian besar jenazah laskar terdapat tanda-tanda bekas penyiksaan.
JAKARTA (voa-islam.com)—Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ustaz Ahmad Shabri Lubis melalui menyampaikan kondisi enam jenazah laskar pengawal Habib Muhammad Rizieq Syihab. Diungkapkan Ustaz Shabri, kondisi seluruh jenazah memprihatinkan.
“Pada seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru. Tembakan terhadap para syuhada tersebut memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua tembakan mengarah ke jantung para syuhada,” ungkap Ustaz Shabri dalam siaran pers yang diterima Voa Islam, Rabu (9/12/2020).
Menurut Ustaz Shabri, para laskar tersebut ditembak dari jarak dekat. “Dilihat dari bekas tembakan, menurut pendapat ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, bahwa para syuhada ditembak dari jarak dekat,” ujar Ustaz Shabri.
Ustaz Shabri melanjutkan, menurut ahli menurut ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, tembakan diarahkan ke jantung, ada yang dilakukan dari depan, bagian dada dan ada yang dilakukan dari belakang.
Kemudian, pada tubuh sebagian besar jenazah laskar terdapat tanda-tanda bekas penyiksaan.
Jenazah laskar pengawal HRS sudah dimakamkan pada Rabu (9/12/2020) pukul 07.00-08.00 WIB di Pesantren Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat.
Pada bagian lain siaran pers, FPI mendorong Komnas HAM, Komnas Anak dan Komnas Perempuan untuk melakukan investigasi atas kasus ini. “Karena dalam rombongan IB HRS yang diganggu pada rangkaian peristiwa penembakan tersebut terdapat perempuan, bayi dan balita,” kata Ustaz Shabri.
FPI juga mendorong Komnas HAM untuk memperluas keterlibatan dan partisipasi publik dengan merekrut komisioner adhoc dari kalangan masyarakat sipil yang profesional dan independen serta berintegritas untuk menjadi anggota Tim Pencari Fakta.
FPI meminta lapisan masyarakat untuk memberikan doa dan dukungan agar kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan di Indonesia. Apalagi pembunuhan diluar proses hukum (extra judicial killing) ini, terjadi bertepatan dengan momen Hari HAM sedunia 10 Desember.
Adalah hal yang sangat memalukan apabila ditengah moment hari HAM sedunia, justru di Indonesia Pelanggaran HAM berat terus terjadi di NKRI.
“Berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di seluruh wilayah NKRI, mulai Aceh hingga Papua haruslah
dihentikan dan dipastikan tidak merupakan kejadian yang berulang karena arogansi kekuasaan yang otoriter,” demikian akhir siaran pers FPI.* [Syaf/voa-islam.com]