Selama 13 tahun terakhir UMM telah membangun tujuh PLTMH di berbagai daerah. Semuanya memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Ini harus kita lanjutkan sampai merata dan lebih luas lagi.”
MALANG (voa-islam.com)--Komitmen menerjemahkan visi pembangunan memanfaatkan sustainablitas energy baru-terbarukan. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lakukan gerakan Membangun 1000 Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Mikro (PLTMH).
Hal itu diungkapkan oleh Fauzan, Rektor UMM pada Kamis (17/12). Visi tersebut tercetus setelah melihat potensi alam untuk energi baru-terbarukan yang dimiliki oleh Indonesia masih melimpah, dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Alasan lain yang Fauzan kemukakan terkait dengan pembangunan PLTMH adalah kebermanfaatannya bagi masyarakat kecil, terlebih masyarakat terpencil yang belum teraliri listrik.
“Selama 13 tahun terakhir UMM telah membangun tujuh PLTMH di berbagai daerah. Semuanya memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Ini harus kita lanjutkan sampai merata dan lebih luas lagi,” ucapnya.
Program gerakan membangun 1000 PLTMH yang dilakukan oleh UMM juga mengandeng menggandeng Perhimpunan Tionghoa Indonesia (INTI). Sinergi yang dilakukan antara UMM dengan INTI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan air bersih bagi masyarakat desa.
Senada dengan yang disampaikan Fauzan, Murdaya Poo mewakili Pengurus Pusat INTI menyatakan siap menyukseskan program itu. Menurutnya, PLTMH menjadi barang yang sangat dibutuhkan masayrakat kecil, terutama di pedesaan yang belum teraliri listrik.
Kesamaan visi antara Muhammadiyah dengan INTI diharapkan mampu melecut semangat berbuat lebih besar untuk masyarakat kecil. Karena pembangunan PLTMH dapat diarahkan sebagai charity (amal sosial).
“Air melimpah, ketersediaan turbin sudah banyak, tinggal dikonkritkan dimulai dari mana. Tentukan saja titik yang akan dibangun lebih dahulu bersama-sama UMM dan INTI,” ajak Poo.
Pada tahap awal, kerjasama pembangunan PLTMH ini akan dilakukan di tiga titik yang sudah diteliti oleh UMM. Yakni di Jember, Blitar, dan Kabupaten Malang. Ketiganya sudah memiliki potensi, dan lebih mudah direalisasikan karena sudah ada studi kelayakan dan bekas PLTMH era kolonial.
UMM sendiri telah memiliki dua PLTMH yang berdiri di dalam lingkungan kampus, masing-masing menghasilkan listrik sebesar 100 KwH dan 75 KwH. Meski belum mencukupi untuk kebutuhan listrik kampus, kedua PLTMH itu setidaknya berhasil menjadi laboratorium terapan yang dapat dipelajari langsung oleh masyarakat.*
Sumber: Muhammadiyah.or.id