YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Selama 23 tahun, Nabi Muhammad mengubah masyarakat jahiliyah menjadi bangsa beradab dan tamadun.
Atas spirit tamadun, Islam menyinari dunia selama berabad-abad dengan menghidupkan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Spirit inilah yang menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah berusaha dihidupkan oleh Muhammadiyah.
“Muhammadiyah mengajarkan Islam yang mendalam, melintasi dengan semangat kuntum khoiru ummah dengan tradisi iqra’. Muhammadiyah ingin menghadirkan Islam sebagai ‘dinul hadarah’, agama yang membangun peradaban,” ungkapnya.
Dalam sambutan atas Pendirian Universitas Berau Kalimantan Timur, Ahad (27/12) Haedar menganggap penting bagi Muhammadiyah untuk menggarap sektor pendidikan.
Sebab selama ini, menurutnya seperti ada pertanyaan tidak terjawab mengapa dengan banyaknya pendidikan tinggi, keteladanan masih sulit didapatkan oleh rakyat Indonesia. Terutama oleh para elit politik maupun tokoh agama.
“Di era perubahan sosial saya pikir kekuatan bangsa ini menjadi produktif dengan landasan etik. Pendidikan harus punya nafas ini. Selain dalam proses pembudayaan membangun akal budi dan akhlak mulia, yang penting adalah keteladanan,” jelasnya seperti dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.
Indonesia menurut Haedar harus mulai reflektif menghindari pertikaian identitas dan politik, serta mulai menatap jauh untuk merancang masa depan bangsa lebih jauh dengan membangun kualitas pendidikan yang bermutu.
“Jangan terkerangkeng dan terkurung oleh orientasi politik yang sempit yang membuat kita bukan hanya tidak bisa belajar dari negara lain, tapi juga mengurung diri karena kendala psikologis berhubungan dengan bangsa lain, orang lain dan negara lain,” imbuhnya.
“Perjalanan masih panjang. Bangsa ini jatuh bangun penuh dinamika. Jangan mengulang sejarah buruk dan kelam. Konflik ideologis, pertentangan SARA, dan berbagai hal yang bangsa ini selalu jatuh pada setiap episode pergantian kekuasaan. Ambil dinamika positif karena kedepan kita harus mencerdaskan elit bangsa dengan mengembangkan sesuatu yang arif,” tambah Haedar. [syahid/voa-islam.com]