Orang yang terkena Covid itu bukan orang yang punya aib, tapi dia mendapatkan cobaan karena dia mendapat sakit,” jelasnya.
JAKARTA (voa-islam.com)--Meski banyak pihak mulai ragu terhadap keberadaan Covid-19 akibat peraturan yang tidak konsisten dan penanganan berlarut-larut, Muhammadiyah menekankan bahwa Covid itu nyata.
Hingga Sabtu (2/1) tercatat sedikitnya 22.555 warga negara Indonesia meninggal dunia karena Covid-19. Muhammadiyah sendiri terus melakukan amal bakti di berbagai bidang dalam kaitan melawan pandemi, termasuk memberikan edukasi untuk memahamkan masyarakat.
Laporan MCCC per 1 Desember 2020 menyebutkan 307 Miliar rupiah telah dirogoh dari kantong Muhammadiyah dan menjangkau sedikitnya 28 juta penduduk Indonesia terdampak pandemi.
Namun ironisnya, selain kepatuhan protokol kesehatan masyarakat yang menurun beserta munculnya gejala tidak percaya dengan keberadaan Covid, di sisi lain masih ada masyarakat yang melakukan stigma hingga perundungan terhadap pasien Covid.
Melihat berbagai masalah di atas, Ketua MDMC Budi Setiawan menganggap peran edukasi harus terus dilakukan oleh Muhammadiyah dan seluruh tokoh masyarakat melalui keteladanan dan konsistensi.
“Nampaknya masyarakat belum mengetahui secara menyeluruh sehingga memberlakukan keluarganya (penderita Covid) secara berlebihan. Masyarakat belum seluruhnya memahami tentang Covid ini,” keluh Budi Setiawan dalam Covid Talk MCCC, Jumat (1/1).
Lebih lanjut Budi juga berharap agar tokoh agama juga terlibat untuk memahamkan masyarakat bahwa Covid itu nyata dan orang yang mendapatkannya tidak sedang mendapatkan aib, namun sedang diuji oleh Tuhan sehingga perlu diberikan dukungan moril yang membantu proses penyembuhan.
“Orang yang terkena Covid itu bukan orang yang punya aib, tapi dia mendapatkan cobaan karena dia mendapat sakit,” jelasnya.*
Sumber: Muhammadiyah.or.id