JAKARTA (voa-islam.com) - Wafatnya Syekh Ali Jaber meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengungkapkan kedekatan almarhum dengan PKS dan pesan yang disampaikan saat menghadiri acara PKS, beberapa bulan lalu.
"Syaikh Ali Jaber teramat dekat bagi kami di PKS. Almarhum sudah kami posisikan sebagai seorang guru. Kami jadikan tempat bertanya dan belajar. Begitu banyak pesan Almarhum kepada kami. Salah satunya saat hadir secara virtual dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, 1 November 2020 di Kantor DPP PKS," katanya lewat akun Instagram @syaikhu_ahmad_, Jumat (15/1/2021).
Syaikhu menambahkan, dia ingat betul pesan Syekh Ali Jaber , khususnya kepada keluarga besar PKS dan umumnya bagi umat Islam. Menurutnya, Almarhum berpesan tentang sangat pentingnya persatuan umat.
Kata Syaikhu, Syekh Ali Jaber mengawali pesannya dengan menyinggung penghinaan kepada Rasulullah SAW di Prancis.
"Saya percaya apa yang terjadi di Prancis, Insya Allah tidak lama lagi akan Allah hadirkan hikmah dibandingkan kehinaan yang terjadi. Akan Allah hadirkan ribuan bahkan Insya Allah jutaan orang akan mengucapkan keimanan 'Laailaha Illallah Muhammadur Rasulullah' dan sikap akhlak yang mulia yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari," kata beliau (Syekh Ali Jaber, red).
Syekh Ali menyebut, apa yang dilakukan di Prancis memang melukai hati umat. Namun, Syekh Ali Jaber menyebut bisa jadi selama ini kita yang menyakiti Rasulullah dengan tidak bersatu. "Kira-kira mana yang lebih parah? Menyakiti Rasulullah atau Prancis menyakiti kita?" tutur dia.
"Maka jamaah sekalian ayo mari kita bersatu menanamkan kejujuran di antara kita, menjaga kebersamaan dan kebersatuan. Boleh ada beda pandangan, beda pendapat tapi kita harus belajar saling menghormati. Tidak semua orang suka apa yang kita perjuangkan," tegas Syekh Ali Jaber lagi.
Syaikhu mengatakan, dirinya menangkap ada kegelisahan dari pesan Syekh Ali Jaber tersebut. Semacam keresahan terhadap kondisi umat yang sulit untuk bersatu. Umat yang terpecah-belah. Umat yang mudah diadu domba. Umat yang kerap bertikai hanya karena masalah-masalah yang tak esensi dalam agama. Umat yang mudah tergoda dengan godaan dunia. Umat yang mementingkan kelompok atau golongannya sendiri.
"Kini beliau telah wafat mendahului kita. Jika kita mengaku bersedih dan terpukul dengan kepergian beliau, maka sudah sepatutnya kita tak boleh melupakan pesan Persatuan," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
sumber: pks.id