BANDUNG (voa-islam.com) - Tauhidullah merupakan ciri agama Islam yang mencakup keesaan Allah dalam dzat-Nya, sifat-sifat serta perbuatan-perbuatan-Nya.
Ketauhidan adalah konsep dalam akidah Islam yang menyatakan keesaan Allah SWT, serta merupakan dasar pedoman hidup seorang muslim.
Dalam memperkuat tauhidullah, harus ada upaya manusia dalam mengenal Allah SWT atau ma’rifatullah, yang nantinya akan membentuk cara pandang manusia.
Topik inilah yang disampaikan oleh Akmal Sjafril, ST., M.Pd.I pada pertemuan keenam Sekolah Pemikiran Islam Bandung Angkatan 7 pada Jumat (13/3) lalu.
Kepala SPI pusat tersebut dalam pemaparannya menjelaskan bahwa konsep Tuhan dalam Islam merupakan konsep Tuhan yang paling sempurna.
“Islam adalah agama yang sangat jelas menerangkan jati diri Tuhan, meskipun dalam bentuk yang abstrak. Mengapa? Karena jika digambarkan dengan jelas justru akan tidak jelas jadinya. Kalau penggambarannya manusia, bagaimana dia makan? Jelas bahwa Tuhan tidak sama dengan kita makhuk-Nya”, ujarnya.
Akmal yang juga peneliti INSISTS ini menerangkan bahwa konsep Tuhan akan menentukan cara pandang atau worldviewseseorang, sehingga perbedaan agama akan menghasilkan perbedaan worldview.
Untuk itu, diperlukan upaya mengenal Allah atau ma’rifatullah dalam diri seorang muslim yang nantinya akan membentuk cara pandang manusia terhadap tujuan hidupnya, jati dirinya, perbuatan-perbuatannya, pengalaman hidupnya, serta eksistensi dunia dan makhluk-makhluk selain dirinya.
Lebih lanjut, Akmal menjelaskan dalam ma’rifatullah sendiri ada tiga cara.
“Pertama melalui panca indera, kita tahu bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan. Lalu yang kedua dengan akal, bahwa segala keteraturan ini pastilah ada yang mengatur, alam semesta dan seisinya tidak dapat menentukan nasibnya sendiri, sunnatullah berlaku atas kita. Namun, tidak cukup dengan akal dan panca indera saja kita dapat mengenal Allah, sehingga Allah memperkenalkan diri-Nya dengan wahyu, yang dibawakan oleh rasul-Nya,” terangnya.
Di akhir kuliah, pria yang aktif di komunitas #IndonesiaTanpaJIL tersebut memberikan kesimpulan mengenai pemaparannya mengenai tauhidullah malam itu.
“Islam telah mengajarkan pemahaman yang komprehensif tentang Allah SWT, tanpa didasarkan pada spekulasi filosofis. Pemahaman manusia terhadap Tuhannya akan menentukan worldview manakah yang akan dipakai olehnya”, tutupnya.
Terkait dengan topik yang dibahas malam itu, Aditya, salah seorang peserta kelas SPI turut berkomentar mengenai pentingnya ma’rifatullah dalam memperkuat ketauhidan.
“Pengenalan kepada Allah menjadi hal yang penting bagi kehidupan seorang muslim. Tanpanya muslim kehilangan suatu identitas dalam aspek tujuan atas agama yaitu mencapai derajat takwa. Mustahil seorang bertakwa tanpa mengenal Tuhannya terlebih dahulu yaitu Allah. Takwa artinya takut akan Allah, sehingga yang diharapkan bagi seorang muslim mengenai takut ini yaitu mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya sebaik mungkin sebagai implikasi dari takwa” pungkasnya. [syahid/fery/voa-islam.com]