View Full Version
Kamis, 03 Jun 2021

Banyak Umat Terseret Arus Sekularisme, Kehidupan Dunia Pun Kering Makna

JAKARTA (voa-islam.com) – Arus Sekularisasi di kehidupan manusia modern kian kuat. Tak sedikit kaum muslimin yang ikut terseret arus tersebut.

Menanggapinya, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal mencatat ada tiga keadaan yang mencirikan kuatnya arus sekularisasi.

“Pertama, manusia modern tidak lagi mendudukkan secara harmonis antara aspek duniawiyah dengan aspek ukhrowi. Selalu saja kehidupan dunia kita dipisahkan dari aspek ukhrowi,” jelasnya dalam Pengajian Majelis Telkomsel Taqwa, Kamis (27/5).

“Sekularisasi kehidupan kita saat ini selalu menjebak kita untuk tidak bisa mensinergikan dan mengharmonisasi antara berbagai macam persoalan di dalam kehidupan,” imbuh Fathurrahman seperti dikutip voa-islam.com dari laman muhammadiyah.or.id.

Akibatnya, berbagai aktivitas di luar ibadah pun kering dari makna spiritual karena tidak dianggap sebagai penghambaan kepada Allah.

Padahal, kehidupan seorang muslim yang baik adalah memahami bahwa semua kehidupannya baik ibadah dan aktivitas di luar ibadah adalah bentuk penghambaan kepada Allah sebagai satu kesatuan tauhid.

“Bagi seorang yang beriman apapun profesi, kedudukan kita adalah manifestasi dari fungsi kehambaan dan kekhalifaan yang diamanahkan oleh Allah kepada kita sehingga tidak ada aspek yang keluar dari makna ukhrowiyah,” jelasnya.

Ciri kedua sekularisasi dalam kehidupan manusia modern menurut Fathurrahman adalah hilangnya pemaknaan spiritualitas yang benar dalam semua aspek dan aktivitas kehidupan.

Kejadian alam yang biasa dan luar biasa pun hanya dipandang sebagai fenomena alam tanpa ada ketakjuban pada kekuasaan Tuhan.

“Yang ketiga, kecenderungan kita di akhir zaman ini adalah ketika memandang sesuatu itu secara kontradiktif. Seolah-olah tidak bisa dipadukan dan diharmonikan. Jadi pandangan-pandangan inilah yang kemudian mau tidak mau sesungguhnya dikritik Allah,” tutur Fathurrahman menyitir ayat 7 Surat Ar-Rum.

“Hanya mengetahui yang tampak, yang artifisial, tapi tidak mengetahui hakikat soal akhirat,” jelasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version