View Full Version
Senin, 30 Aug 2021

Syamsuddin Arif: Filsafat Proses Mencari Kebenaran

BANDUNG (voa-islam.com) - Pertemuan ke-17 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung mengangkat tema “Filsafat” yang diadakan pada Kamis (27/08) malam melalui platform Zoom.  

Materi tersebut diisi oleh Syamsuddin Arif, peneliti dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS).

Sebagai pembuka Syamsuddin menuturkan.

”Aristoteles membagi pengetahuan manusia menjadi empat kategori yaitu techne, episteme, phronesis, dan sophieTechne adalah pengetahuan praktik, episteme adalah teori, phronesis adalah gabungan antara praktik dan teori, sophie adalah pengetahuan lanjutan yang mempertanyakan lantas apa setelah mempelajari ini? Sophie inilah yang disebut dengan filsafat,” katanya.

Lebih lanjut lagi Syamsuddin memaparkan.

“Filsafat adalah proses bertanya-tanya karena keingintahuan, mempertanyakan dengan nalar kritis, dan berpikir terus menerus,” lanjutnya.

Dosen UNIDA Gontor ini menjelaskan filsafat berasal dari kata philien yang artinya cinta dan juga sophia yang artinya ilmu tentang prinsip dan sebab-sebab. Ia pun mengutip pernyataan Aquinas yang menyatakan Sophia adalah ilmu yang menyelidiki sebab-sebab utama dan sebab-sebab universal.

Ia melanjutkan, cendekiawan muslim mengistilahkan filsafat dengan tiga nomenklatur, yaitu al-falsafahal-hikmah, dan ulum al-awail.

“Hikmah adalah mengetahui segala sesuatu beserta hakikatnya sebatas kemampuan manusia untuk mencapai kebenaran dan bertindak secara benar,” ucapnya mengutip pernyataan Al-Kindi

Menurut Syamsuddin filsafat harusnya membawa manusia menuju kebenaran. Ia kemudian mengatakan jika dengan mempelajari filsafat semakin jauh dengan kebenaran, maka dipertanyakan pembelajaran yang dilakukan selama ini. 

Salah satu peserta, Fadhillah Anhar, mengungkapkan pentingnya belajar filsafat.

“Filsafat itu penting untuk dipelajari, karena kalau benar prosesnya akan bisa semakin menyadari kekuasaan Allah, Dzat yang Maha Mengatur segala sesuatu. Tapi, banyak juga orang yang setelah belajar filsafat justru terjebak ke dalam pemikiran liberal, plural, feminis, dan sekuler. Oleh karena itu, sebelum belajar filsafat haruslah dibarengi dengan keimanan yang kuat dan bimbingan ulama yang berilmu,” ujarnya. [hatim/syahid/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version