JAKARTA (voa-islam.com)--Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Muhadjir Effendy mengapresiasi dihidupkannya kembali Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan (PSHW) sebagai kanal dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.
Di acara Diskusi Dakwah Muhammadiyah Via Olahraga/Sepakbola yang diselenggarakan PD Muhammadiyah Solo pada (3/10), Prof. Muhadjir menyebut bahwa, kiprah PSHW telah dilakukan sebelum adanya Indonesia, atau sebelum terbentuknya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
“PSHW itu sudah mulai ikut bicara sebelum Indonesia merdeka. Sepakbola mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan, PSHW telah muncul sebagai kekuatan baru dalam dunia persepakbolaan,” ungkapnya.
Menurutnya PSHW yang kelahirannya dibidani oleh Muhammadiyah, maka kodratnya memang sebagai kanal dan misi dakwah persyarikatan. Sehingga otomatis di sepakbola ala PSHW mengusung nilai-nilai baik, termasuk nilai personal dan sosial yang berguna untuk membangun masyarakat utama.
Sepakbola sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan ataupun penjajahan yang dilakukan oleh Belanda melahirkan tokoh yang bernama Soeratin Sosrosoegondo. Pendiri PSSI ini termasuk tokoh sepakbola nasional yang memiliki latar belakang Muhammadiyah.
“Dan tentu saja banyak sekali pemain-pemain bola yang telah lahir dari Hizbul Wathan ini,” imbuhnya.
Melihat realitas yang terjadi, Ketua PP Muhammadiyah ini mengakui bahwa, dalam membentuk sebuah tim profesional memang tidak mudah. Salah satu diantaranya memerlukan pembiayaan yang besar. Untuk membangun tim profesional yang kuat, menurutnya diperlukan tokoh yang kuat baik secara idealisme maupun pendanaan.
Melihat iklim persepakbolaan Indonesia yang belum stabil, Prof. Muhadjir mengungkapkan bahwa, masih membutuhkan waktu panjang untuk membentuk tim sepakbola yang dikelola secara profesional. Selain itu, kemapanan dunia sepakbola tidak bisa berdiri sendiri, artinya harus ada ekosistem yang mendukung untuk itu.
Terkait dengan financial tim sepakbola, mayoritas saat ini tim sepakbola di Indonesia masih mengandalkan sponsor. Biasanya menyasar CSR dari perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di daerahnya. Akan tetapi karena perubahan regulasi, penjaringan sponsor bagi tim sepakbola kini tidak mudah.
“Tapi tidak boleh ada alasan bagi PSHW untuk mundur. Mestinya tetap mencari dukungan untuk sponsor-sponsor, terutama perusahaan-perusahaan yang memiliki keterikatan dengan amal usaha Muhammadiyah,” sebut Muhadjir.*
Sumber: Muhammadiyah.or.id