View Full Version
Kamis, 21 Oct 2021

Murid Kiai Ahmad Dahlan Jelaskan Bahwa Maulid Nabi Adalah Hal yang Baik

KUDUS (voa-islam.com) – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa hukum peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah mubah, yakni tidak dilarang sekaligus tidak diperintahkan.

“Tapi juga bisa memiliki nilai dan makna yang sangat penting bahkan bisa bernilai ibadah jika perayaannya kita selenggarakan sesuai dengan tuntutnan agama dan kita niatkan sebagai bagian dari kita beribadah kepada Allah,” kata Mu’ti dalam Pengajian Maulid Nabi Universitas Muhammadiyah Kudus, Selasa (19/10).

Abdul Mu’ti lantas mengutip penjelasan murid Kiai Ahmad Dahlan yaitu Kiai Mas Mansur terkait Maulid Nabi dalam buku karya Amir Hamzah Wiryosukarto.

“Kalau peringatan itu sebagai sesuatu yang wajib dilakukan, maka itu bisa disebut sebagai bid’ah. Tapi jika peringatan itu tidak dimaksudkan sebagai sesuatu yang diwajibkan tapi sebagai sesuatu yang dilakukan dalam rangka kita mengambil uswah, keteladanan dan kemudian mengagungkan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah dan meningkatkan komitmen kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah, maka tidak ada masalah dalam penyelenggaraan maulid Nabi itu,” jelas Mu’ti seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

“Dan karena itu yang jadi bagian penting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari peri-kehidupan Rasulullah dan kemudian menjadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai bagian dari proses edukasi atau proses di mana kita berusaha untuk membentuk karakter muslim yang baik dengan meneladani peri-kehidupan Nabi Muhammad,” imbuhnya.

Dalam Alquran Surat Al-Ahzab ayat 21, Nabi Muhammad disebut sebagai ‘uswah hasanah’. Di Alquran, gelar uswah hasanah diberikan hanya untuk Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim. Alquran menegaskan perintah untuk mengikuti Nabi Muhammad sebagai uswah hasanah lewat Surat Ali Imran ayat ke-31.

“Ada faktor internal dalam pribadi Nabi Muhammad yang sangat utama, sangat mulia sehingga orang bisa mengambil keteladanan dari sikap-sikap Nabi Muhammad itu. Dan ketika Aisyah ditanya bagaimana sifat Nabi Muhammad itu Aisyah menjawab akhlaknya adalah Alquran,” terang Mu’ti.

“Karena itu kemudian mengikuti Nabi Muhammad adalah sesuatu yang utama, yang diperintahkan. Nah orang yang bisa mengikuti itu disebut sebagai orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah dan mendapatkan pertolongan Allah pada hari kiamat,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version