JAKARTA (voa-islam.com)—Dai merupakan ujung tombak dakwah Islam. Untuk mengarungi medan dakwah yang terjal, seorang dai harus memiliki jiwa yang tangguh.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Ikatan Dai Indonesia KH Achmad Satori Ismail kepada wartawan, Jumat (12/11/2021). “Dakwah harus keikhlasan. Ini yang sebenarnya kita tanamkan para dai,” kata Kiai Satori.
Kiai Satori pun menyadari salah satu persoalan dai adalah kesejahteraan. Tentu persoalan ini jangan menjadi hambatan untuk terus melakukan dakwah.
“Dalam berdakwah, diharapkan para dai memiliki sifat wara, qanaah, menerima apa adanya,” imbuhnya.
Bendara Umum PP Ikadi Ustaz M. Aniq Syahuri mengatakan secara umum dai-dai Ikadi dari sisi ekonomi sudah mandiri. “Secara umum, dari sisi ekonomi sudah mandiri. Kalau tidak dosen, mereka guru. Punya usaha-usaha,” kata Ustaz Aniq.
Kendati demikian, Ikadi terus berupaya membangun kemandirian dai dan organisasi melalui program-program, seperti wakaf maupun koperasi.
“Program kami adalah kemandirian organisasi. Ada wakaf. Kita punya Koperasi Syariah Dai Indonesia (Kopsyadi). Maka diharapkan Ikadi kedepan mandiri dari sisi pembiayaan, untuk bantuan para dai,” ungkap Ustaz Aniq.
Selanjutnya, Ikadi membangun lembaga-lembaga pendidikan yang dari situ bisa tumbuh basis-basis ekonomi keumatan.
“Koperasi kita juga tengah mengembangkan gerakan tabungan dai. Dari tabungan ini nanti dimanfaatkan untuk bisnis-bisnis properti yang menguntungkan,” ujar dia.
Perihal program-program ekonomi ini akan dibahas pada Musyawarah Nasional (Munas) Ikadi yang bakal dihelat Desember 2021 di Depok, Jawa Barat. *[Syaf/voa-islam.com]