JAKARTA (voa-islam.com)—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menanggapi pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang menyebutkan jangan terlalu dalam mempelajari agama.
“Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama? Saya menawarkan standardisasi da’i MUI klo mau berganti profesi sbg penceramah agama he hehe,” kata Kiai Cholil yang dikutip Voa Islam pada akun Twitter @cholilnafis, Senin (6/12/2021).
Kiai Cholil meminta agar Dudung fokus pada tugas pokoknya sebagai benteng pertahanan negara.
“Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI,” tegas Kiai Cholil.
Pernyataan Dudung ini disampaikan saat bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan Dudung di sela kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih. Dudung didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiyah.
Dikutip dari Republika, Dudung juga memberikan kuliah Subuh sekaligus memberi bantuan kepada pengurus masjid. Dalam video yang diunggah akun Dispenad, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid dikutip Republika dari twitter Dispenad, Ahad (5/12).
Kepada jamaah sholat Subuh, menurut Dudung, dampak terlalu dalam mempelajari agama adalah terjadi penyimpangan. "Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata mantan panglima Kostrad tersebut.
Seperti diketahui, Jenderal Dudung beberapa kali menyampaikan pernyataan kontroversi isu agama. Dudung pernah menyampaikan bahwa Tuhan bukan orang Arab, sehingga berdoa dengan bahasa Indonesia. Pernyataan Dudung ini kemudian menuai kritik di tengah masyarakat.*[Syaf/voa-islam.com]