View Full Version
Jum'at, 25 Feb 2022

Samakan Suara Adzan dengan Suara Anjing, Menag Yaqut Disebut Merusak Ukhuwah

ACEH (voa-islam.com) - Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh Dr. Yusran Hadi, Lc., MA., menyayangkan pernyataan Menteri Agama Yaqut Staquf Cholil Qoumas yang disebut menganalogikan suara masjid dengan suara anjing.  

"Menyayangkan pernyataan Yaqut. Pernyataan Yaqut ini telah membuat kegaduhan bangsa dan melukai perasaan umat Islam. Ini sangat berpotensi merusak ukhuwah umat Islam dan persatuan bangsa," katanya dalam keterangan tertulisnya kepada voa-islam.com, Jumat (25/02).

"Ini (masuk) penistaan agama Islam. Perbuatannya ini sepatutnya diproses hukum karena mengandung unsur pidana dan melanggar hukum pidana tentang larangan penistaan agama. Unsur pelanggaran ini sudah terpenuhi karena diucapkan dengan sengaja dan disampaikan dihadapan publiki dan di media-media," lanjutnya.

"Pernyataan Yaqut itu melanggar Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 29 yang menjamin toleransi beragama di Indonesia," tambahnya lagi.

Yusran, yang merupakan akademisi ini mengatakan mengeneralisasikan penggunaa toa (speaker) untuk azan di masjid dan mushalla atau surau menggangu pemeluk agama lain dan mengatasnamakan toleransi adalah keliru dan berlebihan.

"Seharusnya, tidak boleh seorang pun yang merasa terganggu dengan suara azan, apalagi melarangnya. Karena, azan adakah syariat dan syi'ar Islam yang harus dihormati oleh pemeluk agama lain, terutama muslim itu sendiri. Sebagaimana selama ini umat Islam menghormati syiar dan ajaran agama lain seperti bunyi lonceng gereja sebagai syiar panggilan ibadah umat Kristen dan asap pembakaran dupa sebagai ibadah umat hindu. Inilah toleransi yang benar," ujarnya.

"Membuat perbandingan antara suara azan yang merupakan syi’ar Islam, ibadah dan seruan untuk shalat yang merupakan salah satu rukun Islam yang lima agar ditunaikan secara berjamaah di masjid dan mushalla atau surau dengan suara gonggongan anjing dan melarang memperbesar suara azan dengan memperkecil suara volume toa adalah cermin sikap tidak toleransi beragama," ungkapnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version