View Full Version
Kamis, 24 Mar 2022

Awal Ramadhan Berpotensi Berbeda, Ini Respon MUI

JAKARTA (voa-islam.com)--Peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Thomas Djamaluddin mengatakan awal Ramadhan 1443 H/2022 M akan terjadi perbedaan. Hal ini disampaikan Thomas Webinar Penentuan 1 Ramadhan 1443 H dan Khazanah Kalender Nusantara yang diselenggarakan LPBKI-MUI dan MPII secara virtual, Kamis (24/3/2022).

Menurut Thomas perbedaan ini terjadi karena kriteria penentuan awal Ramadhan berbeda-beda. Ia mengungkapkan alat bantu rukyat dianggap tidak terlalu membantu dalam menentukan hisab yang mengalami perkembangan. Semakin besar elongasi bulan akan terlihat, faktor pengganggu terlihatnya hilal adalah sinar senja matahari.

Berdasarkan kriteria dari kesepatakan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), 1 Ramadhan kemungkinan jatuh pada Ahad (3/4/2022). Sementara perhitungan dengan metode hisab, 1 Ramadhan bertepatan Sabtu (2/4/2022).

Kemudian, penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H dengan metode hisab adalah pada Senin (2/5/2022). Sedangkan Malaysia dan Singapura yang tergabung MABIMS menetapkan Idul Fitri 2022 adalah pada Selasa (3/5/2022), berbeda satu hari dengan metode hisab.

"Indonesia ada peluang Idul Fitri 1443 H pada Selasa (3/5/2022). Di Sumatera ada perhitungan dengan elongasi 6,4 derajat namun tentunya dikonfirmasi lebih dulu dengan rukyat," ujar Thomas.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menilai perbedaan penetapan awal Ramadhan dengan pendekatan hisab dan rukyat itu sebuah keniscayaan.

Menurut Amirsyah, sejatinya 1 Ramadhan sama, namun yang berbeda adalah tanggal penetapannya. Untuk itu, antar umat Islam diharapkan bersikap toleransi

“Memberikan satu sikap toleransi terhadap perbedaan itu. Dapat mempersatukan 1 Ramadhan, bahwa 1 Ramadhan itu adalah awal pelaksanaan puasa,” kata Amirsyah dalam sambutannya.

Hal senada diungkapkan Wakll Ketua MUI Pusat KH Marsyudi Syuhud. Menurut dia perbedaan penetapan awal Ramadhan itu sudah biasa.

“Kita sudah diajarkan bagaimana cara menyikapinya. Kemenag sampai hari ini selalu menyatukan perbedaan perbedaan dalam penentuan Ramadhan dengan diadakannya sidang itsbat,” ungkap dia.*[Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version