BANDUNG (voa-islam.com) - Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung Angkatan 8 digelar perdana Kamis malam (01/09) di Ruang Tafsir, Masjid Istiqamah, Bandung.
Kepala SPI Pusat Akmal Syafril menuturkan bahwa SPI merupakan sebuah respon intelektual untuk menghadapi tantangan pemikiran yang mendera umat Muslim Indonesia di masa kini.
Setelah diawali tilawah oleh Billy, salah satu peserta SPI Bandung Angkatan 8, kelas perdana dipandu oleh Reka Ardi Prayoga, alumni SPI Bandung Angkatan 1.
Dalam kesempatan itu, Akmal Syafril, selaku Kepala SPI Pusat menyampaikan.
“SPI Bandung merupakan yang pertama kali melaksanakan kelas luring kembali, menyusul SPI Jakarta yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi,” ujar Akmal.
Kuliah perdana SPI Bandung Angkatan 8 dihadiri oleh 31 peserta dari 33 peserta yang diterima.
Berbeda dengan kajian-kajian tematik, SPI didesain berbentuk kelas berkelanjutan yang harapannya dapat menciptakan kader-kader intelektual yang dapat memberikan dampak kepada lingkungannya masing-masing.
Menurut Akmal, tanggung jawab lulusan SPI adalah menyebarkan dan menyelamatkan orang lain dari serangan-serangan pemikiran saat ini, bukan hanya mencerdaskan diri sendiri.
Sehingga para peserta SPI ini merupakan orang-orang pilihan yang berperan aktif di masyarakat. Menurut Akmal, Islam adalah agama intelektual.
Keimanan kita bukan berdasarkan keajaiban, namun berbasis keilmuan. Sehingga tidak seharusnya kita mudah percaya kepada orang-orang yang menunjukkan keajaiban dan kesaktian yang saat ini ramai muncul di publik.
Menjadi lembaga pendidikan yang berkontribusi membangkitkan kembali tradisi ilmu untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam, merupakan visi SPI yang dipaparkan oleh Akmal, Calon Doktor Sejarah UI.
Kurikulum yang dibuat di SPI ini dibagi menjadi 2 semester. Semester pertama akan mempelajari materi Ghazwul Fikri, Ru;yat al-Islam al Wujud, Tauhidullah, Jurnalistik Dasar, Konsep Diin, Wahyu dan Kenabian, Diskusi Literasi, Masyarakat Jahiliyyah, dan Adab.
Selanjutnya peserta yang dinyatakan lulus pada semester ini akan melanjutkan ke semester kedua.
“Kelas perdana yang katanya ‘pendahuluan’ dari kelas pemikiran Islam, memang benar-benar didahului dengan tamparan keras terkait pemikiran. Bagaimana bisa kita jadi umat terbaik kalau kita sendiri lalai dan tidak mau belajar? Bagaimana Islam akan menang kalau pemikiran kita saja kalah sama orang kafir? Di kelas perdana ini aku mendapatkan ghirah, bahwa kita tidak boleh diam saja. Ada banyak amanah besar yang harus kita pikul, yaitu kebangkitan peradaban Islam,” tutur Nurul Siti Aisyah, Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Bandung, menanggapi kelas perdana SPI Bandung.
Kelas perdana ditutup dengan tanya jawab seputar pendahuluan yang telah disampaikan serta perkenalan singkat dari panitia dan peserta. Selain memperkenalkan diri, peserta juga memberikan beberapa harapannya untuk pengembangan program SPI kedepannya. [pratiwi/syahid/voa-islam.com]