BANDUNG (voa-islam.com) - Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung kembali digelar pada Kamis (27/10) malam di Masjid Istiqamah.
Pertemuan kesembilan tersebut membahas terkait masyarakat jahiliah yang disampaikan oleh Ahmad Rofiqi, Lc, MPdI. Materi diawali dengan memahami pengertian jahiliah yang merupakan kata kunci penting dalam Islam dan sering kali dipahami keliru.
Ahmad Rofiqi menuturkan bahwa ada dua hal kunci terkait makna jahiliah, yaitu ketiadaan ilmu dan kesalahan dalam berpikir.
“Jahiliah adalah kata yang menjelaskan keadaan yang terjadi pada orang Arab sebelum Islam. Jahiliah adalah sifat yang menunjukkan ketiadaan ilmu yang benar terhadap Allah dan agama tauhid,” jelas lelaki yang akrab disapa Rofiqi itu.
Rofiqi juga menjelaskan bahwa menurut Ibnu Qayyim Al Jauzi dalam kitabnya Al-Fawaid, kejahiliahan dan keimanan telah dibuat begitu jelas dan terang oleh Allah.
“Sifat jahiliah adalah kata kunci penting dalam Islam. Jika kita ingin memahami Islam, maka pahamilah lawan katanya yaitu jahiliah. Jika kita ingin memahami tauhid, maka pahamilah syirik. Jika kita ingin memahami iman, maka pahamilah kufur. Kepahaman kita terhadap kebenaran akan menguatkan juga pemahaman kita tentang kesesatan. Begitu juga sebaliknya,” tutur Alumni Prodi Quran Kuliyah Dakwah Islamiyah Tripoli Libya tersebut.
Menurut Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zilalil Qur’an disebutkan bahwa makna jahiliah yang sesungguhnya adalah berhukumnya manusia ke manusia atau hukum buatan manusia yang merupakan bentuk penyembahan atau bertahkim kepada selain Allah.
Menurut Sayyid Quthb juga, jahiliah itu bukanlah zaman tertentu, namun suatu kondisi yang bisa kita temukan kemarin, hari ini, atau besok. Namun menurut Ahmad, makna jahiliyah tidak secara otomatis berarti kekufuran.
“Pemikiran ini sering digunakan oleh kelompok yang radikal untuk melakukan tafkir. Pengertian ini tidak salah, namun yang perlu kita pahami sekarang adalah makna bertahkim kepada selain Allah itu yang seperti apa dalam pengertian tersebut,” ulas Pendiri Pesantren Tamaddun, Jatinangor itu.
Ulfah Nur Fauziah, Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia, memberikan tanggapanya terkait hal tersebut.
“Para ulama terdahulu hingga kini memiliki konsepnya tersendiri mengenai jahiliah. Sehingga konsep jahiliah bukan lagi diartikan sempit sebagai zaman sebelum datangnya Islam, namun lebih luas dari itu, bahkan dapat mencakup kondisi masyarakat saat ini beserta problematikanya,” tutur Ulfah. [pratiwi/syahid/voa-islam.com]