View Full Version
Jum'at, 18 Nov 2022

Akmal Sjafril Pandu Peserta Kritisi Pemikiran Islam Liberal di Pertemuan Kedelapan SPI Jakarta

 
JAKARTA (voa-islam.com) - Perkuliahan program kursus singkat Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta untuk peserta angkatan 12 kembali digelar di Aula Imam Al-Ghazali Institute for the Study of the Islamic Thought and Civilizations (INSISTS).
 
Pertemuan kedelapan yang dilaksanakan pada Rabu (09/11) memiliki sedikit keunikan dari kelas-kelas biasanya.
 
Pada pertemuan ini, sejak awal peserta lebih banyak diajak berdiskusi secara langsung oleh pembicara, sementara pada kelas-kelas biasanya, sesi tanya jawab baru dibuka setelah pembicara selesai memaparkan materi.
 
Materi bertema “Diskusi Literasi” yang disampaikan Akmal Sjafril ini mengkritisi redaksi tentang wawancara seorang tokoh Jaringan Islam Liberal dengan Julia Indiati Suryakusuma tentang argumennya mengenai Julia yang tidak percaya agama, namun memercayai Tuhan, yang dimuat dalam situs resmi milik jaringan Islam liberal bernama islamlib.com. 
 
Meskipun bentuk artikelnya adalah hasil dari wawancara pendapat tokoh, namun tujuan tersembunyi yang ingin disampaikan pada artikel ini adalah, betapa pemikiran Islam liberal ini didukung oleh pendapat banyak tokoh, salah satunya Julia.
 
Lebih lanjut, Kepala SPI Pusat ini juga menyampaikan, bahwa tujuan diadakannya materi ini adalah supaya peserta bisa lebih jeli dalam melihat kekacauan pemikiran penganut Islam liberal, juga lebih berani dan mampu memberikan bantahan yang tepat terhadap argumentasi mereka.
 
 
Nampaknya pernyataan Akmal itu telah tertanam pada pemikiran para peserta. Mayang Restu Febrianty, salah satu peserta yang merupakan lulusan program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Jakarta, turut berkomentar.
 
“Perkuliahan kedelapan ini bikin saya sadar bahwa tantangan pemikiran di zaman sekarang ngga bisa dihadapi sama jiwa yang klemar-klemer, yang berlindung di comfort zone sampai akhirnya jadi pribadi yang jinak, jadi pemuda yang ngga sensitif dan ngga agresif sama kesesatan dan kemaksiatan yang terang-terangan digaungkan. Ketika agama kita diusik, maka yang bisa kita lakukan ya jangan cuma berbisik, tapi kita harus berisik!,” tegas peserta asal Bogor ini. [nurfilaily/syahid/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version