CIANJUR (voa-islam.com) - Tahap V "Aksi Peduli Gempa Cianjur" sinergi PDUI ( Persatuan Dokter Umum Indonesia) Kota Bekasi - Yayasan Indonesia Uluran Tangan (ulurtangan.com) dengan agenda pengobatan massal gratis bagi para warga terdampak gempa Cianjur berlangsung hari Sabtu-Minggu (24-25 Des 2022).
Mengandeng SiJum FastKhoir Cianjur, Yayasan An-Najahul Islami Bekasi serta Persaudaran Alumni (PA) 212, sedikitnya enam titik pengungsian yang tersebar di beberapa desa di kecamatan Cugenang berhasil "digarap" tim dokter dan para relawan dengan hampir 500 orang pasien dari berbagai usia ditangani sekaligus diobati dalam dua hari kegiatan baksos tersebut.
"Ada ispa, nyeri punggung bawah (LBP), penyakit infeksi kulit, penyakit asam lambung, luka akibat gempa, diare, parkinson" kata dokter Rudolf Nur selaku koordinator tim PDUI Bekasi untuk baksos gempa Cianjur saat dimintai komentarnya, menambahkan bahwa keluhan yang paling umum ialah hipertensi, sakit kepala, vertigo serta diare, ISK (inspeksi saluran kencing).
Meski demikian tim dokter juga menemukan kasus lain yang belum ditemukan dalam pengobatan masal sebelumnya.
"Dari 16 titik yang pernah kita lakukan untuk kunjungan pengobatan massal, baru kali ini kita menemukan pasien yang menderita TB sekaligus penyakit kelenjar getah bening, katanya, mengungkapkan pasien tersebut akan coba observasi lebih lanjut karena sudah 9 bulan pengobatan berlalu namun tetap belum ada perubahan.
Layanan medis "kolaps"
Menurut relawan SiJum FastKhoir Cianjur yang ikut terjun membantu kegiatan baksos, banyaknya pengungsi yang datang untuk memeriksakan diri kemungkinan karena semakin sedikitnya relawan terlebih tim medis yang hadir di lapangan.
"Layanan medis "kolaps", kata ustadz Adi dari SiJum Cianjur didampingi rekannya Yuki kepada Voa-Islam.com saat melihat antusiasme warga di lokasi pengobatan. Keduanya menduga ini terjadi karena semakin berkurangnya relawan apalagi tim medis yang turun ke lokasi pengungsian.
"(Mungkin) karena relawan semakin sedikit, apalagi untuk kesehatan. Kalau sebelum-sebelumnya masih banyak tim medis di lapangan, sekarang sudah berkurang jauh."
Sementara itu, warga yang ditemui di lokasi pengobatan juga mengungkapkan bahwa layanan kesehatan yang mereka dapatkan sebelumnya hanya berupa cek tekanan darah.
"Baru ini pengobatan besar dan lengkap, kata seorang warga di pos pengungsian kampung Senen RT 002/02 Desa Nyalindung Kecamatan Cugenang, "biasanya cuma tensi saja gak diperiksa (detail-Red) dan gak dikasih obat." (VOI)