View Full Version
Selasa, 22 Aug 2023

Kesalahan Fatal Pemahaman Al-Qur'an Dan Hadits Kanal-Kanal Youtube Penghina Nabi

JAKARTA (voa-islam.com) - Akhir-akhir ini masyarakat kita dibuat resah oleh kanal YouTube tak bertanggung jawab yang menyudutkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

Dalam kanal tersebut dikutip beberapa riwayat hadits dan sirah nabawiyah atau sejarah Nabi Muhammad SAW yang dipahami dan dijelaskan secara serampangan.

Video-video yang menghina Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam (SAW) tersebut mulanya dapat ditemukan di kanal ‘Sunnah Nabi’.

Namun, setelah ditelusuri ternyata banyak konten serupa, dan sepertinya video yang menghina Nabi SAW itu bermula dari kanal YouTube ‘Nabi Asli’.

Kanal YouTube ‘Sunnah Nabi’ sendiri telah diblokir. Sementara kanal YouTube ‘Nabi Asli’ masih bisa diakses hingga kini. Kanal ini dengan seenaknya menggambarkan sosok dan wajah Nabi SAW dalam bentuk animasi. Hal yang dianggap tabu di dunia Islam.

Menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW saja dalam bentuk animasi sudah dapat dikategorikan menghina, terlebih kanal YouTube tersebut menjelaskan perangai Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang mulia dengan amat sangat menistakan.

Di kanal YouTube ‘Nabi Asli’ telah diunggah sebanyak 63 video, jauh lebih banyak dari video di kanal ‘Sunnah Nabi’. Tidak berhenti di sana, bahasa yang digunakan narator kanal ‘Nabi Asli’ menggunakan bahasa Inggris.

Sepertinya kanal ini memang mengincar orang-orang di seluruh dunia agar membenci ajaran Islam. Bahkan, entah mendapat sokongan dana dari mana, kanal YouTube ini memiliki teks terjemah alias subtitle dalam berbagai bahasa dunia. Banyak sekali sampai-sampai terdapat teks terjemah dalam bahasa Sunda.

Selain itu, kanal YouTube ini sepintas tampak cerdas. Argumentasi yang dibangun selalu disertai pengutipan ayat Al-Qur'an, kitab sejarah Nabi, dan hadits-hadits. Tak elak, banyak sekali orang yang termakan oleh narasinya. Di kolom komentar, ramai orang-orang yang mendukungnya, terutama komentar dalam bahasa Inggris.

Tentu, memblokir kanal ‘Sunnah Nabi’ adalah pilihan yang cukup tepat. Akan tetapi, akan jauh lebih baik bila para pembelajar sirah Nabawiyah dan hadits-hadits Nabi berbondong-bondong untuk mematahkan argumen kanal-kanal YouTube seperti ini.

Dalam salah satu video terbaru yang diunggah kanal ‘Nabi Asli’, terdapat judul yang provokatif. Judul video tersebut diberi judul ‘Prophet Muhammad The Wife Beater’ atau kalau diterjemah, “Nabi Muhammad Seorang Tukang Pukul Istri”.

Di awal video, si narator mengutip ayat Alquran untuk membenarkan judul videonya. Dia mengutip surat an-Nisa [4] ayat 34:


وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

“…Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasehat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu), pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS An-Nisa [4] : 34)

Tanpa merujuk ke kitab-kitab tafsir, si narator dalam kanal ‘Nabi Asli’ secara membabi buta menuduh ajaran Islam mendukung kekerasan terhadap perempuan. Padahal, bila merujuk pada tafsir at-Thabari misalnya, di sana terdapat riwayat dari sahabat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pukulan suami kepada istri tidak boleh melukai, apalagi sampai meninggalkan bekas.

Malah, Ibnu Abbas berujar memukul istri itu hanya boleh menggunakan kayu kecil seukuran siwak. Bayangkan, hal ini dapat dipahami bahwa pukulan tersebut bukan pukulan menyakiti, tetapi pukulan ‘sayang’ yang hanya memperlihatkan ketidaksenangan suami kepada istri.

Tentunya apa yang dikatakan Ibnu Abbas ini hasil dari didikan Nabi Muhammad SAW. Serta perlu ditekankan “pukulan” kepada istri ini setelah melewati dua tahap. Yaitu apabila istri sudah tidak dapat dinasehati dan tetap berlaku tidak baik setelah pisah ranjang. Bahkan, dalam beberapa pendapat, dikatakan hal itu bukan pisah ranjang, melainkan cukup dengan membelakangi istri di tempat tidur. (Lihat selengkapnya Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayy al-Quran, juz 8, hlm. 314)

Kemudian, selain Alquran, si narator mengutip hadits Nabi SAW riwayat Imam Muslim yang cukup panjang. Secara singkat di sini hanya akan dikutip potongan hadits tersebut yang disoroti oleh narator dan yang dijadikan dalil olehnya bahwa Nabi SAW memang tukang pukul istri.

Potongan hadits itu adalah perkataan Sayyidah Aisyah yang mengatakan:


…فَلَهَدَنِي فِي صَدْرِي لَهْدَةً أَوْجَعَتْنِي…

Jika potongan hadits ini tidak dipahami secara menyeluruh serta proporsional sesuai penjelasan ulama hadits, terjemahannya mungkin seperti ini:

“..Lalu Nabi memukulku di bagian dada hingga menyakitiku…”

Pertanyaannya, benarkah demikian?

Nah, bila menelusuri penjelasan ulama dan beberapa riwayat hadits, kata ‘lahada’ dalam riwayat Muslim sedikit berbeda dengan riwayat an-Nasai. Di mana dalam riwayat an-Nasai redaksi haditsnya menggunakan kata ‘lahaza’. Dalam bahasa Arab, kata ‘lahaza’ bukan meninju dengan mengepalkan tangan. Tetapi lebih menggunakan telapak tangan.

Jadi, makna “lahaza” atau “lahada” di atas sebenarnya bukan memukul dengan tinju yang keras, tetapi hanya mendorong dengan batas kewajaran normal saja. Itu pun dilakukan Nabi SAW semata-mata untuk mendidik Aisyah karena dalam hadits tersebut Aisyah seolah berburuk sangka dan curiga kepada Nabi SAW. (Lihat Hasyiyah Sindi juz 4, hlm. 93)

Supaya lebih jelas, dalam riwayat lain yang berasal dari sayyidah Aisyah sendiri yang juga diriwayatkan Imam Muslim diceritakan bahwa Nabi SAW tidak pernah memukul seseorang.


مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik itu perempuan maupun pelayan, kecuali saat berjihad di jalan Allah.” (HR Muslim no 2328).

Kalau benar kata “lahada” seperti hadits sebelumnya berarti “memukul” bukan “mendorong” dengan telapak tangan, tentu hadits di atas akan bertentangan dengan hadits ini yang menerangkan bahwa Nabi SAW. tidak pernah memukul seorang pun kecuali saat berjihad.

Justru dalam riwayat lain, Nabi SAW menyindir laki-laki yang melakukan kekerasan terhadap istrinya:


لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ

“Janganlah salah seorang dari kalian memukul istrinya seperti ia memukul seorang budak, sedangkan di penghujung hari ia pun menggaulinya.” (HR Bukhari no 5204).

Tidak berhenti di sana, dalam riwayat lain pula, Rasulullah SAW melarang seorang suami memukul istrinya:


مُعَاوِيَةَ الْقُشَيْرِيِّ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَقُلْتُ مَا تَقُولُ فِي نِسَائِنَا قَالَ أَطْعِمُوهُنَّ مِمَّا تَأْكُلُونَ وَاكْسُوهُنَّ مِمَّاا تَكْتَسُونَ وَلَا تَضْرِبُوهُنَّ وَلَا تُقَبِّحُوهُنَّ

Mu’awiyah Al Qusyairi mengisahkan bahwa ia datang kepada Rasulullah lalu berkata, Bagaimana pendapat engkau mengenai isteri-isteri kami? Beliau bersabda: “Berilah mereka makan dari apa yang kalian makan, dan berilah mereka pakaian dari apa yang kalian pakai, dan janganlah kalian memukul mereka serta menjelek-jelekkan mereka (dengan perkataan dan cacian).” (Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i, al-Baihaqi dan Thabrani dari Mu’awiyah al-Qusyairi)

Rasulullah SAW juga bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ خَيْريْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

Dari Aisyah dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” (Hadits ini sahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah al-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dari Aisyah)

Hadits-hadits “tandingan” ini sangat jelas menggambarkan kanal YouTube ‘Nabi Asli’ sama sekali bukan kanal edukasi yang secara akademik dapat dipertanggungjawabkan meski dalam videonya tampak mengutip Alquran dan hadits.

Al-Qur'an dan hadits di kanal YouTube tersebut diartikan serta ditafsirkan seenaknya, sesuka hati saja tanpa merujuk kepada ulama yang otoritatif, dapat dipertanggungjawabkan pendapatnya.

Dari contoh satu video ini sepertinya cukup mengungkapkan tujuan asli kanal ‘Nabi Asli’. Kanal ini hanya ingin menyudutkan dan menghina ajaran Nabi Muhammad SAW juga ajaran Islam.

Kanal YouTube tak bertanggung jawab seperti ini hanya akan memecah belah bangsa. Saya harap akun seperti ini tidak hanya diblokir saja. Diperlukan ulama juga para pembelajar tafsir, hadits, serta sirah Nabawiyah untuk membuat konten tandingan yang membentengi umat dari paham-paham menyesatkan seperti itu.

Semoga Allah SWT menunjukkan jalan-Nya yang Haqq kepada kita semua. Wallahu a’lam (MUID)


latestnews

View Full Version