View Full Version
Ahad, 17 Sep 2023

Konsep Tuhan Berpengaruh Pada Sebuah Worldview

BANDUNG (voa-islam.com) - Konsep Tuhan di berbagai agama yang ada saat ini tidaklah sama, dan hal ini berpengaruh pada bagaimana worldview kita. Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) pusat Akmal Sjafril menyebutkan bahwa tujuan utama mengkaji materi Tauhidullah adalah bagaimana seseorang mampu memahami Allah SWT dan memahai Islam superior dibandingakan dengan agama lain.

“Jadi, beda yang disembah, beda worldviewnya, dalam Islam jelas setelah kematian ada surga yang ingin kita tuju, tidak seperti orang-orang Yunani yang gentayangan setelah mati,” ucap Akmal ketika mengisi materi Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung, pada Kamis (14/09/23), di Masjid Istiqomah Bandung.

Materi pada kesempatan kali ini merupakan pelengkap materi sebelumnya, The Worldview of Islam atau Ru’yatul Islam Lil Wujud. Memahami konsep Tuhan (Tauhidullah) semudah kita mentadaburi surat Al Ikhlas, dimana setiap muslim bersepakat siapa Tuhan itu dalam Islam. Kesempurnaan Islam, tidak menyulitkan dan membingungkan setiap pemeluknya. Berbeda dengan konsep-konsep ketuhanan lain seperti Kastanisasi pada agama Hindu dan Konsep Trinitas pada agama Kristen, dimana banyak ditemukan ketidaksesuaian dan bahkan menimbulkan perdebatan antar sesama pemeluknya.

Contoh detail yang dapat kita pahami adalah konsep Tuhan salah kaprah pada dewa-dewi Yunani yang penuh dengan problematika. Dalam menjelasakan hal ini Akmal memberikan contoh bagaimana seorang Zeus yang dianggap tuhan namun hidupnya penuh dengan berbagai tindakan amoral. “Kritisnya para filsuf Yunani dalam mempertanyakan kebenaran, bukan bermakna mereka cerdas, namun karena mereka mengalami ketidakpuasan dan krisis ketuhanan,” tambah kandidat Doktor sejarah itu.

Melalui pemahaman ini, harapannya setiap murid SPI mampu menjadikan Tuhan sebagai bangunan sentral dalam dinamika kehidupan guna meraih pahala dan kebahagiaan yang hakiki.

“Islam adalah agama yang baik, hal ini dibuktikan dari maraknya nilai-nilai Islam yang sering digunakan untuk memperoleh atensi positif dari masyarakat oleh oknum-oknum yang berpura-pura baik,” kata Kepala SPI Pusat itu menutup sesi diskusi.

Zaid, salah satu murid SPI mengaku mendapatkan jawaban yang membuatnya bertambah kebanggannya kepada Islam. “Ketika umat Islam tidak kritis, bukan berarti mereka kalah cerdas dengan para filsuf Yunani yang selama ini kita anggap pintar. Namun karena Islam telah lengkap, jelas dan sempurna konsep sehingga tidak perlu untuk dikritisi,” paparnya. (AYC/Ab)


latestnews

View Full Version