View Full Version
Ahad, 22 Oct 2023

Akmal Sjafril: Umat Islam Darurat Literasi

BANDUNG (voa-islam.com) - Iqra’ (bacalah), itulah kata pertama yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui Jibril kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam (SAW). Urgensi untuk membaca menjadi hal pertama yang dititahkan Sang Pencipta pada utusan-Nya, begitu pula pada umatnya. Namun dewasa ini, umat muslim selaku pengikut Nabi Muhammad SAW justru mengalami darurat bacaan (literasi) yang mengakibatkan sesat berpikir.

Sesat berpikir itu, menurut Kepala SPI Pusat Akmal Sjafril, tercermin pada fenomena terkait Palestina baru-baru ini. Ia menuturkan, terdapat orang yang menyalahkan Hamas atas operasi Taufan Al-Aqsha yang terjadi pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Bahkan ada yang sudah bergelar ulama, tapi berkomentar ‘hehehe’ ketika Gaza dibombardir, sambil menyalahkan Hamas. Ia dengan mudah memvonis Hamas sebagai Syi'ah hanya dengan modal dengar isu dari sana dan sini,” kata Akmal di Masjid Istiqamah Bandung pada perkuliahan SPI (Sekolah Pemikiran Islam) Bandung (19/10/2023).

Menurutnya, banyak orang merasa ragu-ragu untuk membela Palestina, sebab jika Palestina merdeka maka kiamat semakin dekat. Pendiri Gerakan #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) itu menjelaskan, bahwa sebelum masa kini Palestina juga pernah merdeka. Bahkan, lanjut Akmal, Al-Quds pernah dikuasai Pasukan Salib selama 89 tahun, dan akhirnya merdeka. “Bahkan bangsa kita dijajah lebih dari seratus tahun, akhirnya merdeka juga. Kita harus membaca sejarah. Umat Islam akan selalu bingung (kalah) jika literasi tidak terbangun,” jelasnya.

Dalam pertemuan ke-8 SPI Bandung tersebut, para murid diajarkan untuk berpikir kritis dan terbiasa menyerang musuh dengan cara membedah sebuah dokumentasi wawancara mengenai kesesatan beragama.

Ruqayyah, salah satu murid SPI Bandung berpendapat, kelas saat itu membantunya mengasah keterampilan berpikir kritis. Ia sepakat bahwa setelah dibekali ilmu tentang Islam di perkuliahan sebelumnya, para murid perlu dilatih menelisik pemikiran orang yang tidak sesuai Islam.

“Yang paling kerasa, bahwa kita harus menguliti kesalahan lawan kita, jika itu di bidang pemikiran, bukan di ranah personal. Sesuatu yg tidak biasa orang muslim Indonesia lakukan, itu ternyata harus diubah,” terangnya. (SKN/Ab)


latestnews

View Full Version