View Full Version
Kamis, 19 Sep 2024

Ada Apa Dengan Muamalat (5) : Dirut Bank Muamalat, HS diduga terlibat HDC

JAKARTA (voa-islam.com) - 

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 pada Kamis, 27 Juni 2024 di Jakarta.

Salah satu agendanya adalah Bank Muamalat melakukan sejumlah pergantian dan pemberhentian di jajaran direksi dan komisaris.

RUPST Bank Muamalat resmi mengganti posisi Direktur Utama (Dirut) Indra Falatehan, dengan Hery Syafril yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Risiko Bisnis Pembiayaan.

Sebagai informasi, Hery Syafril sendiri memiliki pengalaman panjang di industri perbankan. Ia pernah menjabat sebagai Controller di Bank Rabobank Indonesia pada 2009-2012, Chief Financial Officer (CFO) & Finance Director Bank QNB Indonesia dari 2012-2015, serta Direktur Keuangan Bank Muamalat sejak 2015-2022.

Sebagai direktur keuangan yang cukup lama tentunya Hery Syafril sangat memahami secara utuh kondisi real keuangan Bank Muamalat. Dengan keahlian dan kompetensinya sebagai auditor dan bankir tentu beliau telah memiliki konsep, rencana dan solusi yang tepat atas problem spesifik dan penyakit akut Bank Muamalat. Kemungkinan faktor inilah yang menjadi pertimbangan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) sebagai Pemegang Saham Pengendadali (PSP) mempercayai Hery Syafril menjadi Direktur Utama Bank Muamalat 5 tahun kedepan. 


Sebagai Direktur Risiko Bisnis Pembiayaan Bank Muamalat 2023-2024, secara regulasi Hery Syafril adalah termasuk lini terdepan (first line of defense) dalam tindakan preventif atas potensi resiko bisnis yang akan terjadi. Dalam kontek ini Direktur resiko adalah masuk dalam anggota komite pembiayaan dengan tugas inti adalah untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam, untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

Dalam kasus kredit macet HDC (Harrisma Data Cita) senilai Rp.700 M yang langsung macet pada bulan pertama (first payment default) bahwa secara teori, Hery Syafril sebagai direktur resiko turut menyetujui pengajuan kredit/pembiayaan tersebut.

Sebagaimana diketahui kredit / pembiayaan HDC adalah kredit macet terbesar selama ini yang terjadi di Bank Muamalat. Sehingga pemberhentian indra falatehan sebagai dirut pada rupslb 27 juni 2024 adalah diduga ada korelasinya dengan kasus kredit macet HDC.

Lalu mengapa BPKH sebagai pemegang saham pengendali mengangkat Hery syafril sebagai Dirut Bank Muamalat yang diduga ada keterlibatannya dalam kasus HDC, yang kemungkinan akan menjadi kendala pada fit and proper oleh OJK. (dbs/voa-islam.com) 


latestnews

View Full Version