View Full Version
Ahad, 27 Oct 2024

Ahmad Rofiqi: Siapa Tidak Kenal Jahiliyah, dia Tidak Kenal Islam

BANDUNG (voa-islam.com) - Kelas ke-9 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) berlangsung hari Kamis (24/10/2024) malam di Masjid Istiqomah Bandung dengan materi Masyarakat Jahiliyah.

“Jika ingin paham Islam, maka pahamilah jahiliyah,” demikian ungkap pembicara Ahmad Rofiki, Alumni Prodi Qur’an Kuliyah Dakwah Islam Tripoli Libya.

Ahmad menuturkan bahwa orang akan serius dalam ber-Islam, jika dia sudah mengetahui masa jahiliyah dirinya. Karenanya banyak mualaf yang betul-betul dari pencarian kebenaran akan lebih stabil Islam nya. Hampir semua sahabat adalah mualaf dan lihat betapa kerennya agama mereka. Pengalaman itu lebih kuat efeknya daripada sekedar teori. Pendiri Pesantren Tamaddun tersebut melanjutkan, “pengertian Jahiliyah sendiri menurut Ibnu Manjur adalah keadaan bangsa Arab ketika pra Islam, ketidaktahuan tentang Allah, Rasul, syariat agama, membanggakan nasab, kearoganan, fanatisme dan kekerasan. Syaikh Yusuf Al Qordowi pun menjelaskan macam-macam istilah jahiliyah dalam Al-Qur’an dan membagi menjadi 4 hal, yakni jahiliyah akidah, jahiliyah hukum, jahiliyah akhlak dan jahiliyah sosial.”

“Jahiliyah akidah adalah pangkal dari kerusakan umat Islam, bercampurnya antara keimanan dan kekufuran. Dan hal ini terjadi karena tidak memahami konsep Rububiyah Allah sebagai pencipta, pemilik dan pengatur. Jahiliyah akhlak pun semakin tidak terbendung, tabarruj (menampakan aurat) nya kaum wanita menjadi hal yang biasa, terlebih lagi dengan berkembangnya paham feminisme yang mendorong terjadinya pergantian peran dan ini menimbulkan kerusakan,” ungkap pria kelahiran Madiun ini.

Aisyah Ramadanthi salah seorang murid SPI mengutarakan opininya. “Jahiliyah akhlak sangat dirasakan saat ini. sebagaimana disampaikan oleh Prof. Naquib Al Attas bahwa masalah umat saat ini adalah lost of adab. Bisa kita rasakan betapa rendahnya akhlak umat hari ini padahal teknologi semakin maju tapi tidak berbanding lurus dengan kemajuan akhlak,” komentar Aisyah

Pengajar di salah satu sekolah dasar (SD) tersebut menambahkan bahwa motivasi dari materi semalam benar-benar melihat kondisi saat ini yang masih banyak kejahiliyahan, bahkan dirasakan diri sendiri. “Maka jadi pemantik untuk bisa melakukan perbaikan dimulai dari diri, membenahi akidah, memaknai setiap kata dalam Al-Qur’an sehingga kita memiliki pemahaman yang tepat dan bisa mengaktualisasikan diri,” pungkas Aisyah. (Saffinatul Choeriyah/Ab)


latestnews

View Full Version