JAKARTA (voa-islam.com) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof Dr Abdul Mu'ti, MEd, melakukan kunjungan silaturahim ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kunjungan ini dilaksanakan usai dirinya menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (3/11/2024) lalu.
Mas Mu'ti, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya silaturahim lintas lembaga, khususnya kepada organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam MUI.
Mas Mu'ti berharap, kunjungan tersebut dapat memberikan masukan yang berharga bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Silaturahim ini sebagai bagian dari upaya kami untuk meminta masukan dari berbagai ormas terkait kualitas pendidikan nasional," ujar Mas Mu'ti.
Dalam pertemuan tersebut, Mendikdasmen disambut langsung oleh Ketua Umum MUI KH Muhammad Anwar Iskandar, Sekretaris Jenderal MUI Dr Amirsyah Tambunan, dan Wakil Ketua Badan Arbitrase Syariah (Basyarnas) MUI Dr Ihsan Tanjung.
Kiai Anwar menyambut baik kunjungan tersebut. Dalam sambutannya, dia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah mempercayakan posisi Mendikdasmen kepada Mas Mu'ti.
"Saya berterima kasih atas kunjungan Mendikdasmen ke MUI. Harapan kami, ini akan meningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan untuk melahirkan tokoh-tokoh bangsa ke depan," ujar Kiai Anwar.
Menurutnya, sejarah mencatat banyak tokoh bangsa lahir dari lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang dikelola ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan lainnya yang berhimpun dalam MUI dengan jumlah mencapai 87 organisasi.
Lebih lanjut, Kiai Anwar menjelaskan bahwa MUI memiliki dua tugas utama, yaitu sebagai pelayan umat (khodimul ummah) dan sebagai mitra pemerintah (shadiqul hukumah).
Dalam konteks pendidikan, Kiai Anwar menekankan pentingnya kurikulum yang menanamkan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa.
Hal ini penting agar peserta didik dapat memahami dan menghargai perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh ormas yang berkontribusi dalam meraih kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.
“Kurikulum harus mengajarkan sejarah perjuangan bangsa ini yang tidak lepas dari pengorbanan para pahlawan nasional dari berbagai daerah dan ormas,” jelas Kiai Anwar.
Dalam kesempatan tersebut, Buya Amirsyah juga menyoroti pentingnya pendidikan nasional memperkenalkan sosok-sosok pahlawan bangsa dari berbagai latar belakang.
Buya Amirsyah menyebut beberapa tokoh seperti Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah, Imam Bonjol dari Sumatra Barat, Cut Nyak Dien dari Aceh, dan KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Sebaliknya, bangsa akan kehilangan identitas bila melupakan pengorbanan para tokoh nasional yang telah berjuang," ungkap Buya Amirsyah.
Kunjungan Mendikdasmen Prof Abdul Mu'ti ke MUI ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyerap aspirasi dari kalangan ulama dan ormas keagamaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. (MUID)