KUDUS (voa-islam.com) - KH Bachtir Nasir, ulama dan aktivis kemerdekaan Palestina menyoroti proposal rekonstruksi Gaza yang disodorkan berbagai pihak. Menurut UBN, demikian KH Bachtiar Nasir kerap disapa, proposal proposal tersebut seluruhnya tidak menguntungkan bagi masa depan Gaza.
Saat ini, ada dua proposal rekonstruksi Gaza yang menjadi perhatian masyarakat dunia. Yakni proposal yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan proposal yang diajukan pemerintah Mesir.
"Pada proposal Trump, ingin membuat wisata pantai di Gaza. Semua orang boleh tinggal di situ. Trump menginginkan penduduk Gaza diusir," ungkap UBN di sela-sela perjalanan Indonesia Peace Convoy (IPC) Jakarta-Kudus, Jumat (21/2/2025).
Munculnya proposal Trump ini, kata UBN, mendorong setiap negara Timur Tengah termasuk Mesir membuat proposal rekonstruksi Gaza.
"Negara-Negara Timur tengah menolak proposal yang diajukan Trump. Setiap negara membuat proposal. Tapi yang paling diterima dunia Arab adalah proposal Mesir," kata Ketua Umum Perkumpulan AQL ini.
Apa itu proposal Mesir? UBN menjelaskan isi dari proposal Mesir diantaranya mempersilakan semua pihak membangun Gaza. Hanya saja penduduk Gaza tidak boleh diusir.
Pada proposal Mesir, lanjut UBN, Hamas tidak diperbolehkan terlibat dalam mengelola Gaza. "Tapi pemerintah diserahkan ke pemimpin boneka seperti Mahmud Abbas. Dengan demikian, Amerika dapat mengontrol penuh," lanjut UBN.
Akhirnya, Trump mau menerima proposal Mesir. UBN mengungkap alasan Trump menerima proposal Mesir.
"Alasan Trump mau menerima proposal Mesir, karena kata Raja Abdullah, Raja Yordania kalau Amerika memaksa kehendak dengan proposalnya, maka seluruh proksi Amerika yang ada di Timur Tengah akan ditumbangkan oleh ekstrimis Islam. Oleh karena itu Trump menyetujui proposal Mesir," ungkap UBN.
Kendati demikian, UBN menegaskan masa depan Gaza tidak ditentukan oleh proposal Trump ataupun Mesir. UBN meyakini ada skenario terbaik dari Allah untuk masa depan Gaza.
"Ala kulli hal, yang akan terjadi di dunia bukan propsal Trump. Bukan juga proposal Mesir. Yang akan terjadi adalah takdir Allah," ujar UBN.*