BANDUNG (voa-islam.com) - Arus pemikiran asing dari Barat semakin deras mempengaruhi cara pikir orang-orang muslim. Terpukau oleh gemerlap peradaban Barat, banyak di antara mereka tanpa sadar justru menyerap paham-paham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Fenomena inilah yang menjadi sorotan dalam perkuliahan ke-3 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung dengan tema Ru’yatul Islam lil Wujud. Kegiatan ini digelar di Masjid Istiqamah Bandung pada Kamis (28/8/2025) dan menghadirkan Dr. Wendi Zarman, M.Si. sebagai pemateri.
Dalam pemaparannya, Dr. Wendi menekankan pentingnya memahami cara pandang Islam terhadap realitas kehidupan. Menurutnya, banyak paham asing, khususnya yang berasal dari Barat, kerap ditelan mentah-mentah oleh masyarakat tanpa bekal Worldview Of Islam. “Kenapa penting membahas materi ini, karena sekarang banyak paham-paham asing, khususnya yang berasal dari Barat, itu dicerna mentah-mentah oleh orang-orang. Mereka tersilau dengan peradaban Barat, tetapi tidak punya bekal Worldview Of Islam. Akhirnya banyak paham yang bertentangan dengan Islam justru mereka ambil,” ungkap Dr. Wendi, yang merupakan lulusan S-1 dan S-2 Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kini menjabat sebagai Direktur PIMPIN Bandung sekaligus dosen di Universitas Komputer Indonesia (Unikom).
Asep Aden, salah seorang murid SPI juga berpendapat, “Dalam bertindak itu bukan sekadar karena ada dorongan langsung. Misalnya, makan bukan hanya karena lapar atau karena ada makanan. Ada landasan yang lebih fundamental, yaitu pandangan hidup Islam. Buktinya, babi tidak mungkin dimakan, meskipun kita lapar. Jadi bukan sekadar soal kebutuhan fisik, tapi bagaimana Islam memberi arah dalam setiap perbuatan,” jelasnya.
Perkuliahan ini mengingatkan pada peserta bahwa pandangan hidup Islam (ru’yatul Islam lil wujud) menjadi sesuatu yang paling fundamental dalam bertindak. Dengan memiliki bekal tersebut, umat Islam diharapkan mampu menjaga identitasnya dan tidak mudah terombang-ambing oleh arus pemikiran asing yang bertentangan dengan ajaran Islam. (M. Nurjanna/Ab)